Wabah PMK Merebak, Ribuan Sapi Terpaksa Diisolasi
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, NASIONAL.
Hewan ternak seperti sapi di Kabupaten Aceh Tamiang terpaksa harus diisolasi karena terpapar Wabah PMK. Pernyataan soal wabah PMK tersebut disampaikan oleh Kepala Dinas Peternakan Aceh, Rahmandi, pada Selasa, 10 Mei 2022.
Menurutnya, ada sekira 1.200 ekor sapi di Aceh Tamiang telah terpapar PMK sehingga harus diisolasi.
"Kementerian sudah memutuskan lalu lintas ternak Aceh Tamiang itu diisolir tidak boleh ada lagi yang keluar masuk," katanya.
Hal itu disampaikan oleh Rahmandi setelah melihat ternak yang sudah terkena PMK bersama Pemerintah Aceh Tamiang. Rahmandi juga mengatakan, berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium, terdapat sekitar 1.200 ekor sapi dengan gejala luka di kaki, mulut, dan gusi.
Dari ribuan ekor yang terinfeksi PMK, sekitar 10 ekor sapi mati akibat terpapar wabah tersebut.
"Sejauh ini yang sudah mati karena penyakit tersebut lebih kurang 10 ekor, dan itu sapi yang masih kecil-kecil," ujarnya.
Perlu diketahui, kasus tersebut kali pertama terjadi di wilayah Aceh Tamiang.
Lebih lanjut, ia menuturkan bahwa penyakit pada sapi tersebut tidak menular kepada manusia, melainkan hanya pada hewan ternak sejenis seperti kerbau, kambing, dan domba.
Kendati demikian, daging ternak yang terpapar penyakit tersebut masih dapat dikonsumsi, namun kaki dan kepalanya harus dibuang.
"Dagingnya masih bisa dikonsumsi yang penting alat dalamnya, kaki, kepalanya dibuang. Kalau badannya dan dagingnya bisa dimakan, tidak masalah," ujarnya.
Rahmandi juga menyebut pihaknya terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat agar jangan panik dengan adanya wabah PMK.
Ia mengatakan bahwa dari seribu sapi yang terinfeksi PMK, hanya 10 ekor yang mati. Hal itu berarti kematian yang terjadi tidak sampai satu persen.
"Kematian rendah, cuma angka penularan tinggi. Tidak kayak virus omicron dan delta," ujarnya, seperti yang dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Antara, pada Selasa, 10 Mei 2022.
Ia menambahkan, sebagai langkah antisipasi menyebarnya penyakit menular tersebut, pihaknya sudah melarang lalu lintas ternak, menutup sementara pasar hewan, dan melakukan pemantauan.
Selain itu, posko juga dibuka agar jika ada hewan ternak masyarakat yang bergejala dapat segera dilakukan pemeriksaan dan dibawa ke Puskeswan terdekat.(sumber: pikiranrakyat.com)
Reporter: bbn/net