Biang Kerok Pasangan di Korut Ramai-Ramai Cerai
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DUNIA.
Warga Korea Utara berbondong-bondong mengajukan cerai karena terus mengalami cekcok kala krisis melanda negara itu. Namun, proses perceraian yang diajukan memerlukan waktu lama.
Baca juga:
AS Bakal Bela Filipina Kalau Diserang China
Seorang warga anonim di daerah Kyongsong, Korut, bercerita bahwa semakin banyak warga yang mengantre di pengadilan untuk mengurus surat perceraian.
"Belakangan ini, cekcok keluarga makin parah karena alasan ekonomi dan jumlah keluarga yang mau cerai meningkat, tapi pihak berwenang memerintahkan pengadilan tak menerima perceraian itu dengan mudah," ujarnya kepada Radio Free Asia.
Warga itu juga berkata, "Ketika saya lewat beberapa kali di depan pengadilan, saya selalu melihat puluhan pasangan muda berkumpul di depan gerbang utama. Mereka biasanya pasangan yang ingin bertemu hakim atau pengacara untuk mengajukan perceraian."
Menurut sumber itu, antrean dokumen perceraian terjadi karena pemerintah menilai tindakan tersebut sebagai sikap 'anti-sosialis.'
"Perceraian secara tradisional dianggap sebagai tindakan anti-sosialis yang memicu kekacauan sosial. Di Korut, mereka dipaksa hidup berdasarkan 'gaya hidup sosialis' yang termasuk 'revolusi rumah,'" katanya.
Tak hanya itu, beberapa pasangan telah mengajukan perceraian sejak tiga hingga empat tahun lalu. Namun, proses itu tak kunjung diresmikan.
Meski begitu, proses perceraian ini bisa dilakukan dengan cepat jika warga memberikan 'uang pelicin.'
Sumber kedua, yang tinggal Unhung, Korut, menuturkan bahwa semakin banyak orang rela memberikan uang agar proses cerai mereka cepat diurus.
"Karena begitu banyak orang yang ingin bercerai, tak mungkin melewati tahap pertama pengajuan dokumen tanpa menyuap pengadilan," kata warga Unhung itu.
"Kenyataannya adalah jika kalian tak membayar suap, kalian tak akan pernah bercerai bahkan setelah menunggu tiga hingga lima tahun," lanjutnya.
Sumber kedua menuturkan temannya harus memberikan dana yang cukup besar agar perceraiannya diproses dengan cepat.
"Teman saya yang cerai tahun ini, memberikan 500 yuan [Rp1,1 juta] untuk mengajukan gugatan, lalu menyogok hakim sidang dengan 1.500 yuan [Rp3,3 juta]. Proses sidang dipermudah, dan persidangan secepat kilat. Dia bisa bercerai dalam dua pekan," tuturnya.(sumber: cnnindonesia.com)
Editor: Redaksi
Reporter: bbn/net