search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Wagub Cok Ace Usul Subsidi Silang Harga Tiket Pesawat ke Bali
Jumat, 12 Agustus 2022, 10:15 WITA Follow
image

beritabali/ist/Wagub Cok Ace Usul Subsidi Silang Harga Tiket Pesawat ke Bali.

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati mengharapkan harga tiket pesawat dari luar negeri ke Bali bisa lebih wajar.

Menurutnya diperlukan subsidi silang dari pemerintah pusat sehingga harga tiket pesawat dari luar negeri ke Pulau Dewata bisa lebih murah.

"Sekarang harga tiket pesawat dari Australia ke Bali lebih mahal dibandingkan dari Australia ke Thailand," kata Wagub yang biasa disapa Cok Ace itu di Denpasar, Kamis (11/8/2022).

Ia pun membandingkan dengan penerbangan ke daerah lain yang bisa disubsidi silang, namun tidak dengan Indonesia.

"Itu (harga tiket pesawat-red) kebijakannya di pusat. Oleh karena itu, kami mohon pada pusat. Kenapa kalau penerbangan ke daerah lain bisa disubsidi silang oleh negaranya, kenapa Indonesia tidak?," ucap pria yang juga Ketua PHRI Bali itu.

Cok Ace mengatakan pemerintah provinsi setempat sudah berusaha untuk memberikan masukan ke pemerintah pusat supaya harga tiket pesawat ke Bali bisa lebih wajar.

"Tiket yang mahal ini bagi wisatawan, kami bekerja keras untuk memperbaiki destinasi dan memberikan pelayanan yang terbaik, namun kembali lagi pada permodalan pengusaha," ujarnya.

Oleh karena dampak pandemi COVID-19, pengusaha pariwisata Bali saat ini dihadapkan pada persoalan biaya operasional, SDM, hingga kewajiban untuk membayar utang.

Cok Ace pun mengungkap bahwa meskipun hotel-hotel sudah beroperasi, tetapi sejatinya kamar yang siap "dijual" itu kisaran 40-60 persen dari total kamar yang dimiliki karena kerusakan sarana prasarananya akibat vakum selama dua tahun.

Tak hanya itu, pelaku pariwisata di Bali tidak mudah juga untuk mendidik tenaga kerja profesional, karena tidak sedikit SDM pariwisata Bali yang profesional beralih bekerja di kapal pesiar.

"Jika soft loan (pinjaman lunak) dikasi, andaikata hutang (relaksasi restrukturisasi kredit-red) ditunda hingga 2025, apakah selesai persoalannya? Tentu belum," kata Penglingsir (tokoh) Puri Ubud itu.

Ia pun memprediksi kunjungan wisatawan mancanegara ke Bali hingga akhir 2022 masih di bawah 2 juta orang. Jumlah tersebut terpaut jauh dengan kunjungan wisman sebelum pandemi sebanyak 6,3 juta jiwa.

Oleh karena itu, melalui forum diskusi itu Cok Ace mengharapkan ada rekomendasi yang berguna bagi semua kalangan dan rekomendasi yang bisa dilakukan pemerintah. (sumber:suara.com)

Editor: Robby

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami