search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Sebelum Diterjang Banjir, Pradnya Sempat Bersiap Pindah Motor
Selasa, 18 Oktober 2022, 19:19 WITA Follow
image

beritabali/ist/Sebelum Diterjang Banjir, Pradnya Sempat Bersiap Pindah Motor.

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, KARANGASEM.

Kepergian I Gusti Ayu Pradnya, putri ke dua dari pasangan I Gusti Ngurah Suparta dan I Gusti Ayu Kartini yang menjadi korban keganasan air bah bersama adik bungsunya di bantaran sungai Ketapang, Banjar Dinas Santi, Desa Selat, Karangasem menyisakan duka mendalam. 

Semasa hidupnya, Gadis berusia 19 tahun yang belum lama ini diterima bekerja sebagai sales marketing pada sebuah perusahaan di Kota Amlapura itu dikenal sebagai pribadi yang periang dan mudah bergaul. 

Baca juga:
Sekeluarga di Karangasem Diterjang Banjir, 1 Anak Meninggal

"Dari ketiga keponakan perempuan saya, Pradnya ini anaknya paling periang dan cepat sekali akrab dengan orang-orang yang baru dikenalnya," ujar bibi korban, I Gusti Ngurah Ayu Santini kepada awak media, Selasa (18/10/2022). 

Tak ada firasat apapun yang dirasakan oleh Santini sebelum terjadinya musibah air bah yang menelan dua korban jiwa kakak beradik itu pada Senin pagi (17/10/2022). Sebelum kejadian, Santini mengaku terakhir kali bertemu dengan keponakannya itu sekitar satu minggu yang lalu. 

Saat itu, Pradnya sempat datang berkunjung ke tempat tinggalnya di Denpasar sambil jalan - jalan karena sedang libur dari tempatnya bekerja.

"Seminggu lalu sempat main ke rumah pas libur katanya, biasanya selalu jika menjelang ada upacara pasti obrolannya tentang bikin baju setelan dengan saya, dan kebetulan dekat-dekat itu ada odalan," kata Santini. 

Belakangan diketahui, 30 menit sebelum musibah air bah itu terjadi, Pradnya bersama ayah dan adiknya yang selamat sempat memindahkan sepeda motor dari tempat parkir yang berjarak sekitar 500 meter di selatan rumahnya ke tempat yang lebih aman karena khawatir ada banjir meskipun belum pernah terjadi banjir besar selama puluhan tahun di sungai tersebut. 

Saat itu juga, ibu dan adiknya yang masih di dalam rumah sudah bersiap-siap untuk bergeser ke tempat yang lebih aman. Sementara Pradnya yang sudah membawa sepeda motornya ke tempat aman kembali ke rumahnya untuk mengambil baju kerja yang ketinggalan. 

"Setelah memindahkan motornya, Pradnya kembali ke rumah untuk mengambil baju kerjanya yang ketinggalan, karena hari itu, paginya ia akan bekerja, hanya saja tuhan berkehendak lain tiba-tiba musibah itu terjadi," ungkap Santini. 

Sementara itu, dihari kejadian setelah jenazah adiknya I Gusti Ngurah Wedana Putra ditemukan oleh tim SAR, pada sore hari kedua jenazah kakak adik tersebut langsung dimakamkan di kuburan desa adat setempat.

Editor: Robby

Reporter: bbn/krs



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami