search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Rusia Ingin Banjiri Eropa dengan Pengungsi Ukraina
Selasa, 13 Desember 2022, 08:52 WITA Follow
image

beritabali.com/cnnindonesia.com/Rusia Ingin Banjiri Eropa dengan Pengungsi Ukraina

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DUNIA.

Perdana Menteri Ukraina, Denys Shmyhal, menyebut bahwa Rusia ingin membanjiri Eropa dengan gelombang baru pengungsi Ukraina, lewat serangan yang terus dilancarkan ke pembangkit listrik dan infrastruktur lain.

Dalam wawancara dengan saluran berita Prancis LCI, Shmyhal mengatakan, Ukraina meminta bantuan baterai rudal Patriot dan sistem pertahanan udara berteknologi tinggi lainnya untuk melawan serangan Rusia yang berniat melumpuhkan listrik dan pasokan air bagi jutaan warga Ukraina.

Presiden Polandia menuturkan, negaranya telah melihat peningkatan permintaan untuk menampung pengungsi Ukraina karena kombinasi serangan dari Rusia tersebut, ditambah dengan cuaca beku yang menghampiri Ukraina.

"Jumlah pengungsi (Ukraina) di Polandia telah meningkat baru-baru ini menjadi sekitar 3 juta. Itu mungkin juga berarti peningkatan jumlah mereka di Jerman," kata Presiden Polandia Andrzej Duda, setelah pembicaraan dengan Presiden Jerman Frank-Walter Steinmeier di Berlin, seperti dilansir AP.

Jutaan orang Ukraina meninggalkan negara mereka setelah Rusia mulai menginvasi pada 24 Februari 2022. Ribuan orang tewas dan puluhan kota besar dan kecil di seluruh Ukraina telah menjadi puing-puing selama perang yang sekarang memasuki bulan ke-10.

Pada Senin (12/12), sebagian besar serangan Rusia kembali terfokus pada wilayah timur dan selatan, yang dianeksasi secara ilegal oleh Presiden Rusia Vladimir Putin. Untuk bertahan dari serangan lebih lanjut, Shmyhal kembali mengulangi seruannya untuk meminta bantuan sistem pertahanan yang sangat canggih.

Dalam wawancara dengan LCI, Shmyhal meminta bantuan lebih banyak sistem pertahanan udara dari Jerman dan Prancis, termasuk pasokan peluru artileri dan tank tempur modern.

Lebih dari 45 negara dan 20 lembaga internasional diharapkan mengambil bagian dalam konferensi Paris yang digelar Selasa (13/12) untuk mengumpulkan dan mengoordinasikan bantuan untuk kebutuhan air, listrik, makanan, kesehatan, dan transportasi di Ukraina selama bulan-bulan musim dingin yang sulit.

Penyediaan rudal Patriot ke Ukraina akan menandai kemajuan besar dalam jenis sistem pertahanan udara yang dikirimkan Barat untuk membantu negara itu mengusir serangan udara Rusia. Namun, sejauh ini belum ada negara yang menawarkannya, dan langkah seperti itu kemungkinan akan menandai eskalasi perang melawan Rusia.

Para pejabat Amerika Serikat menyebut bahwa mereka sedang mempertimbangkan untuk menyediakan baterai rudal Patriot kepada Ukraina. Tapi, Brigjen Pat Ryder, sekretaris pers Pentagon, mengatakan kepada wartawan baru-baru ini bahwa tidak ada rencana untuk mengirim sistem berteknologi tinggi yang rumit itu.

"Kami akan terus melakukan diskusi itu," kata Pat Ryder. Dia menambahkan, "Tidak satu pun dari sistem ini yang plug-and-play. Anda tidak bisa begitu saja muncul di medan perang dan mulai menggunakannya."

Pertahanan udara juga menjadi topik pembicaraan telepon Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy yang berlangsung Minggu (11/12) dengan Presiden AS Joe Biden. Zelenskyy mengatakan kepada Biden bahwa sekitar 50 persen dari infrastruktur energi Ukraina hancur.(sumber: cnnindonesia.com)

Editor: Juniar

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami