search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Belanda Minta Maaf Atas 250 Tahun Perbudakan Masa Kolonial
Rabu, 21 Desember 2022, 09:47 WITA Follow
image

beritabali.com/kompas.com/Belanda Minta Maaf Atas 250 Tahun Perbudakan Masa Kolonial

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DUNIA.

Belanda melalui Perdana Menteri Mark Rutte meminta maaf atas perbudakan selama 250 tahun di masa kolonial, pada Senin (19/12/2022). Permintaan maaf ini datang hampir 150 tahun setelah berakhirnya perbudakan di koloni-koloni luar negeri Belanda, termasuk Suriname di Amerika Selatan, Indonesia di timur, serta pulau-pulau Karibia seperti Curacao dan Aruba. 

"Hari ini atas nama Pemerintah Belanda, saya meminta maaf untuk tindakan negara Belanda di masa lalu," kata Rutte dalam pidatonya, dikutip dari kantor berita AFP. 

Ia mengulangi permintaan maaf dalam bahasa Inggris, Papiamento (bahasa di Kepulauan Karibia), dan Sranan Tongo (bahasa Suriname). 

"Negara Belanda... memikul tanggung jawab atas penderitaan besar yang menimpa orang-orang yang diperbudak dan keturunan mereka," lanjut Rutte kepada audiens di gedung National Archive, Den Haag. 

Lalu, kenapa Belanda baru minta maaf sekarang dan bagaimana sejarah perbudakan di masa kolonial mereka? Berikut rangkumannya dikutip dari kantor berita AFP. 

1. Bagaimana perdagangan budak Belanda dimulai? 

Keterlibatan Belanda dalam perbudakan berjalan seiring perluasan wilayah kolonial dan perdagangannya di seluruh dunia pada abad ke-17, yang di dalam negeri disebut "Zaman Keemasan". 

Setelah pendirian perusahaan dagang Dutch East India Company (VOC) pada 1602 dan Dutch West India Company (WIC) beberapa tahun kemudian, perdagangan termasuk jual-beli budak berkembang pesat. Belanda dan kota-kotanya seperti Amsterdam menjadi sangat kaya, dan kekayaan ini membantu mendanai munculnya karya seni serta budaya yang menghasilkan seniman seperti Rembrandt. 

Pengambilan signifikan pertama Belanda dalam perbudakan dimulai pada 1634 ketika seribu budak diculik dari Gold Coast (sekarang Ghana) ke Brasil oleh WIC untuk bekerja di perkebunan. Pada tahun yang sama WIC merebut Curacao yang dengan cepat menjadi pusat perdagangan budak, dan pada 1667 Belanda merebut Suriname di pantai timur laut Amerika Selatan. 

Suriname kemudian berkembang menjadi koloni perkebunan dan sangat bergantung pada tenaga kerja budak dari Afrika. Sekitar 200.000 budak dibawa ke Suriname, totalnya menjadi sekitar 650.000. 

2. Bagaimana dengan di Timur? 

Era budidaya tanaman kopi berdasarkan kerja paksa dimulai di Priangan pada awal abad ke-19. Konsep ini disebut Preangerstelsel. 

Sistem inilah yang kemudian mengilhami Cultuurstelsel atau tanam paksa di berbagai wilayah di Hindia Belanda.(National Museum van Wereldculturen) Keterlibatan Belanda dalam perdagangan budak di Samudera Hindia dan Asia kurang diteliti dengan baik, tetapi sama pentingnya, kata para ahli. 

Budak dibawa terutama ke Cape Town dari Madagaskar modern, sementara di Hindia Belanda atau Indonesia saat ini, perdagangan budak berkembang pesat dengan orang-orang yang ditangkap dari anak benua India. 

3. Kapan Belanda menghapus perbudakan? 

Belanda adalah salah satu negara terakhir yang menghapus perbudakan, yaitu pada 1 Juli 1863. Namun, butuh satu dekade lagi di Suriname karena harus ada transisi wajib 10 tahun dan banyak budak harus terus melayani majikannya sampai 1873. 

Kelompok berkepentingan di Belanda mengatakan, 1 Juli 2023 adalah tanggal yang tepat untuk permintaan maaf karena tepat 150 tahun sejak perbudakan di Karibia benar-benar dihapuskan. 

4. Kenapa Belanda minta maaf sekarang? 

Isu permintaan maaf Belanda sudah beredar selama bertahun-tahun, tetapi langkah konkretnya baru diambil tahun lalu. Laporan setebal 272 halaman oleh sebuah komisi merekomendasikan agar Belanda mengakui perbudakan sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan dan meminta maaf. 

Para kritikus mengatakan, tanggal pengumuman Rutte pada Senin (19/12/2022) adalah sewenang-wenang, tetapi stasiun tv nasional NOS melaporkan bahwa alasan pemerintah pragmatis termasuk tersedianya para menteri. Badan Riset I&O dalam surveinya menemukan, di antara 1.457 responden Belanda dari semua latar belakang, hanya sekitar 40 persen yang mendukung permintaan maaf. 

5. Bagaimana perbandingan dengan kolonial lain? 

Kolonial Inggris adalah yang terbesar dalam sejarah. Pada awal abad ke-20, wilayahnya membentang dari Kanada di barat hingga kepulauan Fiji di Pasifik Selatan, yang mengarah ke ungkapan bahwa "matahari tidak pernah terbenam di daerah kekuasaan Inggris". 

Pada 1913, Kerajaan Inggris memerintah lebih dari 400 juta orang, sekitar seperempat dari populasi dunia dan permukaan tanahnya. 

Pada awal abad ke-20, kumpulan koloni terbesar berikutnya adalah milik Perancis yang pada 1931 menguasai lebih dari 12 juta kilometer persegi wilayah dan 60 juta orang, dari Guyana Perancis di Amerika Selatan hingga sebagian besar Afrika barat dan Kaledonia Baru di Pasifik Selatan. Akan tetapi, pada puncak kejayaannya di akhir 1700-an, Kerajaan Spanyol menjadi lebih besar, mencakup wilayah sekitar 13,7 juta kilometer persegi termasuk mayoritas benua Amerika.(sumber: kompas.com)

Editor: Juniar

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami