Negara Ini Bangkrut, Gagal Bayar Utang Luar Negeri
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DUNIA.
Ghana pada hari Senin (19/12/2022) menangguhkan pembayaran sebagian besar utang luar negerinya. Hal ini dikarenakan negara itu yang sedang berjuang untuk menutup defisit neraca pembayarannya.
Kementerian Keuangan Ghana mengatakan tidak akan melunasi utang termasuk Eurobonds, pinjaman komersial dan sebagian besar pinjaman bilateral. Accra menyebut keputusan itu sebagai langkah darurat sementara.
"Pemerintah siap untuk terlibat dalam diskusi dengan semua kreditor eksternal untuk membuat utang Ghana berkelanjutan", kata Kementerian Keuangan negara itu dikutip Reuters, Selasa (20/12/2022).
Penangguhan pembayaran utang mencerminkan keadaan ekonomi negara Afrika Barat itu yang memasuki krisis. Pekan lalu, Pemerintah Ghana mencapai kesepakatan tingkat staf senilai US$ 3 miliar (Rp46 triliun) dengan Dana Moneter Internasional (IMF).
Ghana telah mengumumkan program pertukaran utang dalam negeri dan mengatakan bahwa restrukturisasi eksternal sedang dinegosiasikan dengan kreditur. IMF mengatakan restrukturisasi utang yang komprehensif adalah syarat dukungannya.
Berdasarkan data Refinitiv Eikon pada September, negara tersebut telah berjuang untuk membiayai kembali utangnya yang mencapai US$ 55 miliar (Rp856 triliun). Dari jumlah itu, 42 persen di antaranya adalah domestik.
Ghana memiliki defisit neraca pembayaran lebih dari US$ 3,4 miliar pada September, turun dari surplus US$ 1,6 miliar pada waktu yang sama tahun lalu. Cadangan internasional bruto juga telah anjlok menjadi sekitar US$ 6,6 miliar pada akhir September, setara dengan kurang dari tiga bulan impor.
Sementara itu, 70 persen hingga 100 persen dari pendapatan pemerintah saat ini digunakan untuk membayar utang dan inflasi negara telah melonjak hingga 50 persen pada November.
Ghana telah mengalami apa yang dikatakan beberapa orang sebagai krisis ekonomi terburuk dalam satu generasi. Bulan lalu, lebih dari 1.000 pengunjuk rasa berbaris di Accra, menyerukan pengunduran diri presiden dan mencela kesepakatan dengan IMF karena harga bahan bakar dan makanan melonjak.(sumber: cnbcindonesia.com)
Editor: Juniar
Reporter: bbn/net