Rusia Serang Ukraina Timur, Tiga Warga Sipil Tewas dan Dua Terluka
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DUNIA.
Rusia melakukan serangan di Konstantynivka di Ukraina Timur pada Sabtu (28/1) waktu setempat. Hal tersebut dibenarkan oleh Gubernur Donetsk Pavlo Kyrylenko di media sosial.
Berdasarkan keterangan Kyrylenko, setidaknya tiga orang tewas dan dua orang lainnya luka-luka dari serangan tersebut.
"Tiga warga sipil tewas. Setidaknya dua orang terluka," tulis Pavlo Kyrylenko di Twitter, Sabtu (28/1).
Serangan tersebut disebut terjadi pada Sabtu pagi yang menghantam perumahan warga sipil hingga hotel. Berdasarkan foto-foto yang diunggah Pavlo Kyrylenko, sebuah bangunan perumahan warga sipil tampak rusak. Jendela pecah, puing-puing berserakan, hingga mobil hangus terbakar.
"Rusia menembaki lingkungan perumahan, merusak empat gedung bertingkat, hotel, garasi, dan mobil warga sipil," ungkapnya.
Kyrylenko kemudian mengatakan bahwa tim penyelamat dan pihak kepolisian sedang menyelidiki lokasi serangan tersebut. Beberapa jam kemudian, Pavlo Kyrylenko mengecam Rusia karena telah menyerang daerah tersebut.
"Setiap orang yang masih tinggal di kota menghadapi bahaya yang mematikan," ujarnya.
"Rusia menyerang warga sipil karena tidak mampu melawan tentara Ukraina," sambung Kyrylenko.
Selain itu, Ukraina juga diserang hampir setiap hari di dekat reaktor tenaga nuklir Zaporizhizhia. Direktur badan pengawas nuklir di bawah naungan PBB (International Atomic Energy Agency/IAEA) Rafael Mariano Grossi mengatakan suara ledakan itu mengindikasikan aktivitas militer dekat pusat nuklir Zaporizhzhia, Ukraina.
Lokasi itu juga berdekatan dengan garis depan pertempuran antara pasukan Ukraina dan Rusia. Komisi Keselamatan Nuklir IAEA melaporkan ledakan-ledakan keras tersebut terdengar hampir setiap hari di lokasi dekar pusat nuklir Zaporizhzhia, seperti dikutip dari Newsweek.
"Beberapa ledakan diduga terjadi jauh dari lokasi fasilitas nuklir terbesar di Eropa tersebut. Sementara sejumlah ledakan lainnya kemungkinan terjadi dekat lokasi itu," kata Mariano Grossi.
Situasi ini pun membuat waswas IAEA dan mendesak pelaksanaan perlindungan keamanan dan keselamatan di zona tersebut.(sumber: cnnindonesia.com)
Editor: Juniar
Reporter: bbn/net