search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Populasi Nyusut, Jutaan Rumah Jepang Telantar Kosong Ditinggal Pemilik
Jumat, 3 Maret 2023, 16:15 WITA Follow
image

beritabali.com/cnnindonesia.com/Populasi Nyusut, Jutaan Rumah Jepang Telantar Kosong Ditinggal Pemilik

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DUNIA.

Pemerintah Jepang tengah dibikin pusing lantaran jumlah rumah atau bangunan kosong dan telantar terus meningkat sejak beberapa tahun terakhir.

Survei Perumahan dan Tanah Kementerian Dalam Negeri Jepang pada 2018 mencatat ada 8.49 juta akiya atau rumah kosong tersebar di berbagai penjuru negara itu yang sebagian besar terletak di pedesaan atau kota kecil. Jumlah akiya ini bahkan diprediksi akan tembus mencapai 10 juta pada tahun ini. 

Diberitakan The Asahi Shimbun, jutaan rumah tak berpenghuni ini memiliki banyak kriteria mulai dari yang masih layak huni hingga yang sudah bobrok tak bisa ditempati lagi.

Survei itu merinci sebanyak 3,49 juta rumah telah lama ditinggalkan penghuninya. Angka itu setara 5,6 persen dari total perumahan yang tak dihuni di negara itu. Jumlah itu pun belum termasuk rumah untuk liburan dan akomodasi sewaan.

Merespons jutaan rumah tak berpenghuni ini, pemerintah Jepang lantas menawarkan pemberian pajak rendah bagi warganya yang memiliki rumah-rumah itu.

Pemerintah bakal mengurangi basis pajak real estate untuk tanah perumahan menjadi seperenam dari nilai appraisal jika tanah tersebut berukuran 200 meter persegi atau kurang dari itu.

Pengecilan ruang lingkup kredit pajak ini nantinya akan diberikan bagi pemilik rumah lama yang tidak terurus dengan baik. Niatnya, perubahan pajak tersebut bisa mendorong pemilik rumah untuk memperbaiki atau merobohkan properti mereka.

Alasan banyak rumah 'hantu' di Jepang

Salah satu faktor jumlah rumah terbengkalai semakin meningkat di Jepang sebetulnya karena populasi negara itu yang kian menyusut dan kini didominasi warga usia tua. Menurut IFL Science, hampir satu dari tiga warga Jepang berusia 65 tahun.

Banyak dari para lansia ini meninggalkan rumah warisan keluarga demi tinggal di hunian yang lebih kecil dan mudah diakses saat usianya terus menua. Terlebih banyak dari mereka tidak menikah dan tidak punya sanak saudara sehingga ketika meninggal rumah-rumah mereka pun menjadi kosong tak bertuan.

Ketika orang dari generasi ini meninggal, rumah-rumah mereka pun makin tak ingin ditempati orang lain karena stigma "kematian".

Masalah penyusutan populasi yang kian parah di Jepang juga menjadi penyebab banyak rumah kosong. Pada 2022, kurang dari 800 ribu bayi lahir di negara berpenduduk 125 juta itu. Populasi penduduk itu menyusut setiap tahun sejak 2009.

Lembaga think-tank ekonomi Jepang, Nomura Research Institute, pun memperkirakan sepertiga dari rumah negara itu bakal tak berpenghuni pada 2038.

Profesor di departemen studi Jepang di National University of Singapore, Chris McMorran, juga mengatakan kondisi di Jepang itu hanya akan makin buruk di masa depan.

"Ini hanya akan menjadi lebih buruk," katanya kepada Insider.

"Inti masalahnya adalah tidak ada cukup orang untuk berkeliling di Jepang."(sumber: cnnindonesia.com)

Editor: Juniar

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami