Tanda-Tanda Perang Dunia 3 Makin Nyata, Bisa Pecah di Asia
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DUNIA.
Sejak abad ke-20, situasi global makin tidak menentu, di mana tensi politik di berbagai kawasan meningkat seiring waktu. Ekonom Nouriel Roubini bahkan telah memprediksi adanya Perang Dunia 3 (PD3).
Pria yang dijuluki 'Dr Doom' alias 'Doktor Kiamat' itu sempat mengumbar prediksinya di forum publik 'Yahoo Finance's 2022 All Markets Summit'.
Menurut Roubini, salah satu biang keladinya adalah konflik Rusia-Ukraina. Selain itu, konflik nuklir Iran dan gesekan Cina untuk menaklukkan Taiwan juga menjadi faktor pendukung.
Profesor bisnis di Universitas New York itu juga berpendapat bahwa perang dingin sudah berlangsung antara Amerika Serikat (AS) dan Cina. Kondisinya bisa memanas karena Presiden Xi Jinping ingin menyatukan Cina dan Taiwan.
Ancaman lain yang disinggung peramal krisis ekonomi 2008 itu adalah rusuhnya Korea Utara (Korut) di semenanjung Korea.
Lokasi Pertempuran dan Prediksi Perang Dunia 3
Pada Perang Dunia 2, lokasi pertempuran terfokus di Eropa dan Asia Pasifik. Ini terjadi karena di sanalah ketegangan bermula. Jerman dengan semangat lebensraum atau ruang untuk hidup berpandangan harus menguasai seluruh Eropa. Alhasil, mereka menyerang dan menaklukkan negara tetangganya.
Dan Jepang, catat Ari Subiakto dalam Kronik Perang Dunia 2 (2015), menyerang agresif terhadap negara-negara di Asia, termasuk Indonesia.
Jika melihat pada awal ketegangan, kemungkinan akan terjadi di Eropa dan Asia. Ini diungkap oleh Robert Farley, pengajar studi keamanan dan diplomasi di The Patterson School AS di 19fortyfive.
Peluang itu terjadi karena di Asia ada Taiwan yang menjadi titik panas antara Cina dan AS. Cina menganggap Taiwan sebagai provinsinya, tetapi pulau itu sebaliknya.
Meski belum mengakui kemerdekaan Taiwan, AS, merupakan pendukung utama Taipei. Di mana Washington sudah menyokong sejumlah hal untuk pulau ini termasuk militer.
Lalu, kemungkinan lain terjadi di Iran dan Korea Utara. Dan kawasan yang tak luput dari perang adalah Eropa yang menjadi titik panas antara Rusia dengan barat.
Meski terfokus di beberapa titik, perang pada dasarnya berdampak luas di seluruh dunia. Artinya, perang harus dihindari. Diplomasi menjadi hal utama untuk mencegah terjadinya perang.(sumber: cnbcindonesia.com)
Editor: Juniar
Reporter: bbn/net