Beredar Imbauan Penampahan Dimajukan karena Purnama, Ini Penegasan PHDI Bali
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DENPASAR.
Ketua PHDI Bali, I Nyoman Kenak menanggapi soal pesan yang beredar di WhatsApp terkait imbauan penampahan Galungan yang bertepatan dengan Purnama pada 2 Agustus 2023 mendatang.
Pada pesan tersebut berisikan imbauan berdasarkan nasehat Ida Pedande Geria Gede Wayahan Buruan bahwa bagi umat Hindu Bali yang akan ngelawar pada penampahan agar dimajukan sebelum purnama atau pada saat Galungan karena saat purnama tersebut tidak tepat melakukan aktivitas menyembelih hewan.
Berikut pesan asli yang beredar pada WhatsAppp:
"PITEKET / HIMBAUAN: Niki wawu tiyang polih pice baos ring Ratu Pedande Nabe Gerya Gede Wayahan Buruan, duaning ring Penampahan Galungan nike sinarengan sareng dina Purnama yen dados tunas menawita semeton tiyang jagi mebat/ ngelawar ring penampahan yen dados sampunang mebat ring penampahan duaning kayang nike Kesengguh Jagal Mangsa menurut panikan Ratu Pedande kalau bisa alangkah baiknya hari mebatnya/ ngelawarnya di majukan sebelelum Purnama atau pas ring dine Galungan karena Penampahan ketemu Purname nenten becik meolahan memati2an.
Asapunike pebaos/piteket Pedande/Anak Lingsir Gerya Gede Wayahan Buruan kirang langkung tityang nunas pengampura dumogi Rahayu semeton sareng sami,,,
Terkait hal tersebut, Nyoman Kenak menegaskan tidak ada menurut sastra agama yang memajukan urutan tata rangkaian perayaan Galungan. Hal ini, menurutnya terjadi kesalahpahaman titik berat masyarakat yang masih menekankan harus nampah atau menyembelih babi.
"Padahal intinya pada saat penampahan adalah bagaimana mempersiapkan rohani menyambut Sang Hyang Dharma pada saat Budha kliwon Dungulan (Galungan) dengan memerangi kebodohan yang disimbolkan dengan binatang babi," ujarnya saat dikonfirmasi, Minggu (23/7/2023).
Menurutnya, yang terpenting dalam menyambut Galungan adalah bagaimana memerangi Sang Hyang Kala Tiga yakni Sang Bhuta Galungan, Sang Bhuta Dungulan, dan Sang Bhuta Amengkurat. 'Nampah', lanjutnya, bukan diartikan hanya menyembelih hewan, melainkan menerima (nampe-red) hadirnya Sang Hyang Dharma tersebut.
Jadi, berdasarkan kajian dan arahan dari Paruman Pandita dan masukan dari Paruman Walaka Parisada Hindu Dharma Indonesia Provinsi Bali rangkaian Galungan khususnya penampahan tetap dilakukan seperti biasa, namun juga menghaturkan persembahan seperti pada saat rahinan Purnama.
Berikut rincian lengkap Surat Edaran PHDI soal perayaan Penampahan Galungan bersamaan dengan Purnama saat 2 Agustus 2023 mendatang:
"Menindaklanjuti adanya informasi yang beredar di kalangan masyarakat terkait dengan pelaksanaan rangkaian Hari Raya Galungan Tahun 2023, bersama ini kami sampaikan sebagai berikut," demikian tertulis dalam surat edaran tersebut.
"Bahwa berdasarkan arahan Paruman Pandita dan masukan dari Paruman Walaka Parisada Hindu Dharma Indonesia Provinsi Bali, pelaksanaan seluruh rangkaian hari raya Galungan, khususnya hari Penampahan tetap dilaksanakan seperti biasa yaitu pada Hari Selasa, tanggal 1 Agustus 2023 atau sesuai dengan dresta masing-masing disertai ngaturang banten untuk nyomya Ida Hyang Kala Tiga yang turun ke bumi pada hari itu, guna memohon keselamatan bagi umat manusia dan alam lingkungannya,"
"Bahwa pada hari yang bersamaan dengan Penampahan Galungan bertepatan juga dengan hari Purnama yaitu tanggal 1 Agustus 2023, pada hari tersebut umat tetap menghaturkan banten/persembahyangan hari Purnama seperti biasa yang dipersembahkan ke hadapan Sanghyang Candra, dan Sanghyang Ketu sebagai Dewa kecemerlangan untuk memohon kesempurnaan dan cahaya suci dari Ida Sanghyang Widhi Wasa dalam berbagai wujud Ista Dewata," demikian tertulis dalam Surat Edaran yang ditandatangani Ketua PHDI Bali, I Nyoman Kenak dan Sekretaris PHDI Bali, Putu Wirata Dwikora tertanggal 21 Juli 2023.
Editor: Robby
Reporter: bbn/rob