search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Keluh Kesah Pelaku Pariwisata Amed Terkait Kesenjangan Infrastruktur
Kamis, 10 Agustus 2023, 19:03 WITA Follow
image

beritabali/ist/Keluh Kesah Pelaku Pariwisata Amed Terkait Kesenjangan Infrastruktur.

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, KARANGASEM.

Kesenjangan infrastruktur seperti kondisi ruas jalan yang rusak, minimnya lampu penerangan jalan hingga trotoar untuk pejalan kaki dikeluhkan oleh sebagian besar pelaku pariwisata khususnya yang ada di wilayah Amed, Kecamatan Abang, Kabupaten Karangasem. 

Padahan infrastruktur tersebut, menurut mereka (para pelaku pariwisata) cukup penting dalam menunjang perkembangan pariwisata yang ada di wilayah Amed, mengingat hampir sebagian pendapatan dari sektor pariwisata Karangasem ditopang Pariwisata Amed.

"Pariwisata Amed menyumbang hampir setengahnya pendapatan dari sektor pariwisata di Karangasem, tetapi berbanding terbalik dengan kondisi Infrastrukturnya, jalan rusak, penerangan jalan minim, trotoar tidak ada, hingga suplai air bersih juga masih minim, mohon kepada pemerintah agar memperhatikan kondisi ini," curhat Wayan Kawayasa salah seorang anggota PHRI Karangasem yang juga sebagai Ketua Organisasi Amed Tourism Association kepada awak media, Kamis (10/8/2023) di Karangasem. 

Selain ketimpangan infrastruktur yang menjadi sorotan, penghentian aktivitas speed boat di Pantai Amed juga diangap ikut memukul pariwisata Amed. Penutupan tersebut dirasakan cukup berdampak terhadap pariwisata Amed terutama bagi akomodasi hotel, mengingat sebelumnya banyak wisatawan yang sudah terjadwal datang dari denpasar menginap di Amed lalu menyebrang ke Gili Trawangan, karena jarak tempuh dari Amed ke Gili Trawangan hanya butuh waktu satu jam.

"Saat ditutup pas musim low season, meski demikian namun rata-rata hunian saat itu hingga 50 persen, namun pascaboat ditutup tingkat hunian hanya 20 persen," imbuh Kawayasa. 

Baca juga:
Aktivitas Pariwisata Ditutup Saat Pujawali Pura Sad Kahyangan Lempuyang

Di sisi lain, kondisi serupa juga diutarakan oleh Made Audi yang juga merupakan salah satu manager akomodasi pariwisata di Amed. Ia mengatakan, dampak kondisi jalan yang sempit ditambah pohon perindang yang posisinya menjulur ke badan jalan ternyata membuat sejumlah travel agent mencoret Amed dari daftar kunjungannya, karena bus besar yang dipergunakan kesulitan saat hendak masuk ke wilayah Amed. 

"Saya sempat komunikasi dengan travel agent, kenapa sedikit sekali trip ke Amed, jawabanya ternyata karena mereka cukup susah untuk menuju Amed jika mengunakan kendaraan besar seperti bus, karena jalan sempit juga banyak pohon perindang sehingga sulit dilalui, ini yang menyebabkan pihak travel egent memilih untuk langsung menuju Singaraja dan tidak singgah ke Amed," ungkap Audi.

Editor: Robby

Reporter: bbn/krs



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami