WHO: Nakes Hingga Warga Gaza Bermalam Dalam Kegelapan dan Ketakutan
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DUNIA.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan bahwa tenaga kesehatan, pasien, dan warga sipil di Gaza, Palestina bakal menghabiskan malam "dalam kegelapan dan ketakutan". Sampai dengan Sabtu (28/10) listrik dan saluran komunikasi di Gaza masih padam.
"Selama malam pengeboman dan serangan darat yang intens di Gaza, dengan laporan serangan yang masih terjadi, petugas kesehatan, pasien, dan warga sipil mengalami pemadaman listrik dan komunikasi secara total," tulis WHO dalam sebuah unggahan di X, yang dulu bernama Twitter.
Menurut WHO, rumah sakit di seluruh Gaza beroperasi pada kapasitas maksimal, tidak dapat menerima pasien baru sementara juga "melindungi ribuan warga sipil."
"Ada lebih banyak [orang] yang terluka setiap jamnya," kata WHO. "Namun ambulans tidak dapat menjangkau mereka karena pemadaman komunikasi. Kamar mayat penuh. Lebih dari separuh korban tewas adalah perempuan dan anak-anak."
WHO mengulangi seruannya untuk "segera gencatan senjata demi kemanusiaan," dan menulis bahwa jalur yang aman juga harus dipastikan untuk "pasokan medis, bahan bakar, air, dan makanan yang sangat dibutuhkan ke dalam dan melintasi Gaza."
"WHO mengimbau kepada semua pihak yang memiliki kekuatan untuk mengakhiri pertempuran sekarang juga, sesuai dengan resolusi PBB yang diadopsi kemarin, yang menyerukan gencatan senjata kemanusiaan, serta pembebasan segera dan tanpa syarat bagi semua warga sipil yang ditawan."
Perang Israel dengan kelompok militan Palestina Hamas "memasuki fase baru" dengan pemboman intensif di Jalur Gaza pada malam hari.
"Kami memasuki fase baru dalam perang. Tadi malam tanah di Gaza berguncang. Kami menyerang di ats tanah dan di bawah tanah," kata Menteri Pertahanan Yoav Gallant dalam sebuah pernyataan video, dikutip dari AFP, Sabtu (28/10).
Pernyataan ini mengacu pada terowongan militer yang baru dibangun Hamas di bawah Gaza yang jadi target serangan militer zionis.
Hamas sebelumnya mengatakan bahwa Israel telah "memutus jalur komunikasi dan sebagian besar internet di Jalur Gaza" sejak Jumat (27/10). Selain itu, mereka juga memadamkan listrik di wilayah tersebut.
Akibatnya, sejumlah badan kemanusiaan hilang kontak dengan staf mereka di Jalur Gaza usai saluran komunikasi di daerah kantung itu mati total.
Sekjen WHO Tedros Ghebreyesus melaporkan, pihaknya tak bisa menghubungi tim WHO di Gaza maupun mitra-mitra kesehatan lainnya.
Tedros pun menyatakan kekhawatirannya atas keselamatan tim medis serta kesehatan pasien di Gaza.
Ketua UNICEF Catherine Russel juga mengabarkan pihaknya hilang kontak dengan kolega UNICEF di Gaza.
"Kami telah kehilangan kontak dengan rekan-rekan kami di Gaza. Saya sangat prihatin dengan keselamatan mereka dan malam horor yang tak bisa disampaikan dengan kata-kata yang dialami 1 juta anak di Gaza," ucap Russel di platform X.(sumber: cnnindonesia.com)
Editor: Juniar
Reporter: bbn/net