Iran Peringatkan Israel Akan Ada Akibatnya Jika Memperluas Agresi
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DUNIA.
Iran memperingatkan perluasan agresi Israel di Palestina, baik di Jalur Gaza maupun Tepi Barat, bakal membuat perang di kawasan Timur Tengah kian "dalam dan berkembang".
"Jika kejahatan perang yang dilakukan oleh rezim Israel di Gaza dan Tepi Barat tidak dihentikan, ruang lingkup perang di wilayah ini kemungkinan akan semakin dalam dan berkembang," kata Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir Abdollahian, seperti dikutip Anadolu Agency, Minggu (3/12).
Abdollahian bicara demikian saat bertelepon dengan kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa, Josep Borrell, Sabtu (2/12) malam. Mereka berbincang tentang perkembangan terbaru serangan Israel di Jalur Gaza.
Dalam kesempatan itu, Abdollahian menekankan serangan militer Negeri Zionis di Jalur Gaza harus segera dihentikan sesegera mungkin.
Ia juga mendesak kegentingan untuk menyediakan jalur aman demi pengiriman bantuan kemanusiaan ke daerah kantong tersebut.
Lebih lanjut, Abdollahian menegaskan Iran sekali lagi menolak "rencana dan praktik Israel untuk memindahkan rakyat Palestina dari tanah mereka secara paksa."
Dia menyebut pendudukan dan agresi Israel sebagai pendekatan bias yang memperburuk masalah.
Sementara itu, Borrell mengatakan ketegangan di Jalur Gaza dan Tepi Barat harus dikurangi sesegera mungkin.
Borrell juga menuturkan Uni Eropa berupaya memastikan agar Israel tetap patuh terhadap hukum perang internasional.
"Kami percaya bahwa solusi untuk masalah Palestina terletak pada fokus pada jalur diplomatik," kata Borrell, seperti dikutip dari pernyataan Kementerian Luar Negeri Iran.
Dia juga sepakat dengan Abdollahian bahwa "kelanjutan serangan militer akan menyebabkan eskalasi krisis."
Israel melanjutkan agresi di Jalur Gaza setelah negosiasi gencatan senjata tidak menemui kesepakatan dengan kelompok Hamas. Gencatan senjata di wilayah tersebut pun berakhir pada Jumat (1/12).
Gencatan senjata antara Israel dan Hamas sempat berlangsung pada 24 November selama empat hari. Gencatan senjata itu hanya bertahan seminggu setelah diperpanjang dua kali.
Selama gencatan senjata sepekan, Hamas telah melepaskan 105 sandera, baik warga Israel maupun warga asing. Sebagai imbalan, Israel membebaskan 240 warga Palestina yang ditahan di penjara-penjara negara itu.
Usai gencatan senjata berakhir, pasukan militer Israel langsung menggempur Gaza habis-habisan.
Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu bahkan mengatakan perang di Jalur Gaza tidak akan berhenti hingga berhasil "menumpas" Hamas.
Sebanyak 15.523 orang pun tewas di Jalur Gaza sejak agresi Israel dimulai 7 Oktober lalu. Tujuh puluh persen dari korban jiwa merupakan perempuan dan anak-anak. Sementara itu, 41.316 orang lainnya luka-luka.(sumber: cnnindonesia.com)
Editor: Redaksi
Reporter: bbn/net