search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Apa Saja Risiko Hidup Hanya dengan Satu Ginjal?
Rabu, 17 Januari 2024, 14:26 WITA Follow
image

beritabali.com/cnnindonesia.com/Apa Saja Risiko Hidup Hanya dengan Satu Ginjal?

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, NASIONAL.

Erfin Dewi Sudanto (46), calon anggota legislatif (caleg) di Bondowoso, Jawa Timur nekat menjual satu ginjalnya untuk modal kampanye. Caleg dari Partai Amanat Nasional (PAN) ini mengaku tak punya cukup uang sampai harus menjual ginjal untuk modal nyaleg.

Erfin bahkan nekat membuat surat pernyataan bahwa dirinya memang menjual ginjal untuk keperluan nyaleg. Uang hasil jual ginjal itu akan digunakan untuk logistik tim pemenangannya hingga proses pemilu selesai.

Meski ginjalnya belum terjual, tapi dia mengklaim pihak keluarga telah menyetujui keputusan tersebut.

Di Indonesia sendiri jual beli ginjal termasuk ke dalam perbuatan ilegal. Hal ini dipastikan oleh Ikatan Dokter Indonesia (IDI) beberapa waktu lalu.

Dokter spesialis konsultan ginjal dan hipertensi Maruhum Bonar Hasiholan Marbun mengatakan, transaksi jual beli ginjal tidak bisa dilakukan. Yang diperbolehkan hanya-lah transplantasi tanpa transaksi uang.

"Kalau ada pasien mau donor ginjal di Indonesia, [pendonor] bukan anggota keluarga [pasien] dan penerima tidak kenal tapi pendonor minta imbalan, itu tidak boleh, pasti kami tolak," kata Maruhum beberapa waktu lalu.

Aturan larangan jual beli organ, termasuk ginjal, tak hanya berlaku di Indonesia. Beberapa negara di bawah perlindungan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga melakukan hal yang sama, melarang transaksi jual beli organ, termasuk ginjal.

Risiko hidup dengan satu ginjal

Terlepas dari larangan ini, lantas bagaimana orang yang hidup hanya dengan satu ginjal? Apakah orang yang hidup dengan satu ginjal bisa hidup dengan normal?

Hidup dengan satu ginjal sebenarnya bisa dilakukan. Hanya saja, ada beberapa risiko yang mungkin akan dihadapi.

Mengutip Healthline, risiko terkena tekanan darah tinggi, retensi cairan, dan proteinuria (kehilangan protein dalam urine) menjadi lebih tinggi pada orang yang hidup dengan satu ginjal.

Salah satu pasalnya adalah karena peran ginjal dalam menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh, menjaga protein dalam darah, serta mengendalikan tekanan darah. Kehadiran ginjal kedua dapat mengkompensasi dan menggantikan fungsi ginjal yang pertama.

Karena tak memiliki cadangan, penurunan fungsi ginjal dapat menyebabkan tiga risiko di atas.

Orang yang hidup dengan satu ginjal harus benar-benar menjalani pola hidup sehat. Misalnya dengan mengonsumsi makanan bergizi, rutin berolahraga, dan getol memeriksakan diri ke dokter untuk memantau kondisi kesehatan.

Sebaiknya Anda juga memenuhi kebutuhan cairan dengan rutin minum air putih setiap hari. Anda juga disarankan membatasi jumlah natrium, fosfor, hingga protein di makanan yang dikonsumsi.

Hal ini penting dilakukan agar ginjal tidak terlalu lelah bekerja. Utamanya, untuk mengeluarkan racun-racun dari makanan tersebut.

Selain itu, mengutip laman Kidney Foundation, orang yang hanya memiliki satu ginjal juga harus berhati-hati saat olahraga. Hindari olahraga seperti sepak bola, tinju, hoki, bela diri, hingga gulat yang berpotensi menyebabkan cedera.(sumber: cnnindonesia.com)

Editor: Juniar

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami