search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Tak Hanya Pengusir Burung, Lelakut yang Bertuah Bisa Berfungsi Penolak Bala
Sabtu, 16 Maret 2024, 20:53 WITA Follow
image

beritabali/ist/Tak Hanya Pengusir Burung, Lelakut yang Bertuah Bisa Berfungsi Penolak Bala.

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, JEMBRANA.

Puluhan orang-orangan sawah atau disebut lelakut dengan berbagai kreasi meramaikan Festival Lelakut 2024 yang digagas Majelis Alit Subak Kecamatan Negara bertempat di Museum Subak, Subak Basah Tegal Berkis Desa Kaliakah, Sabtu (16/3). 

Selain Festival Lelakut pada waktu yang bersamaan juga diresmikanya Museum Subak sebagai sarana edukasi.

Bagi kalangan petani, lelakut (orang-orangan sawah) sudah tidak asing lagi, tetapi saat ini masyarakat umum khususnya generasi muda mungkin tidak banyak yang mengetahuinya.

Ketua Panitia I Gede Merta yang juga selaku Ketua Majelis Alit Subak Kecamatan Negara menjelaskan Festival Lelakut 2024 bertujuan untuk melestarikan tradisi adat budaya dan kearifan lokal mengingat hilangnya nilai-nilai mistis yang ada di areal subak.

"Lelakut merupakan suatu bentuk kreativitas para petani dan sekaligus menjadi penghormatan budaya leluhur yang saat ini terus dilestarikan sehingga generasi muda tidak kehilangan salah satu warisan budaya yang sarat akan makna dan filosofi," ujarnya.

Gede Merta menambahkan lelakut merupakan suatu sarana tradisional petani untuk menakut-nakuti burung pipit yang suka memakan padi. Uniknya lelakut yang telah diberi mantra dan sesaji khusus juga berfungsi sebagai penolak bala untuk menjaga agar sawah dijauhi dari hal-hal buruk.

"Di zaman sekarang lelakut hanya dibuat sekedarnya hanya menggunakan bahan limbah yang sederhana agar sawah ramai dan burung burung tidak berani mendekat, dengan memadukan tradisi dan seni lelakut dapat dibuat lebih menarik bukan sekedar menakut-nakuti burung, ada hal yang lebih dari itu dan juga akan membuat indahnya pemandangan bagi masyarakat yang sedang melewati sawah," imbuhnya.

Dalam festival lelakut kali ini, selain memamerkan kreativitas para petani juga mengedukasi bahwasanya terdapat tata cara yang benar untuk pembuatan lelakut.

"Lelakut yang dibuat dengan bahan-bahan pilihan dan telah diisi mantra dan sesaji biasanya sangat ampuh untuk menangkal ilmu hitam, tetapi sekarang lelakut yang berfungsi sebagai penolak bala sangat jarang ditemukan karena banyak petani yang tidak mengerti tata cara membuat lelakut bertuah," ungkap Gede Merta.

Sementara itu, Bupati Jembrana yang diwakili Kepala BPKAD I Komang Wiasa mengapresiasi terselenggaranya Festival Lelakut 2024 dengan tujuan meningkatkan semangat petani serta menjadikan sarana edukasi bagi generasi muda untuk melestarikan budaya dan kearifan lokal.

"Kedepan festival seperti ini diharapkan dapat diselenggarakan dengan lebih besar lagi dengan harapan petani menjadi semangat, memikat generasi muda untuk bertani dan tentu harga komoditi petani meningkat menuju jembrana emas 2026," pungkas I Komang Wiasa. 

Editor: Robby

Reporter: bbn/jbr



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami