search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
PDIP Soal Status Jokowi dan Gibran di Partai: Sudah di Sebelah Sana
Selasa, 23 April 2024, 09:28 WITA Follow
image

beritabali.com/cnnindonesia.com/PDIP Soal Status Jokowi dan Gibran di Partai: Sudah di Sebelah Sana

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, NASIONAL.

Ketua DPP PDIP Bidang Kehormatan Partai, Komaruddin Watubun kembali menyingung status Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan putranya Gibran Rakabuming Raka di internal partai.

Menurut dia, Jokowi sudah berseberangan dengan partainya di Pilpres 2024. Dia menilai mustahil Jokowi masih menjadi bagian dari PDIP.

"Ah orang sudah di sebelah sana bagaimana mau dibilang bagian masih dari PDI Perjuangan, yang benar saja!" Ucap Komaruddin di kantor DPP PDIP, Senin (22/4).

Pada kesempatan itu, dia juga turut berbicara soal status putra Jokowi, Gibran yang hingga kini belum diumumkan secara tegas usai menjadi cawapres Prabowo. Komaruddin secara menyebut Gibran bukan lagi sebagai kader Banteng.

"Gibran itu sudah bukan kader partai lagi, saya sudah bilang sejak dia ambil putusan itu [maju cawapres]," ucap Komar.

Dia bahkan menyebut Gibran dua kali berbohong untuk tetap bertahan di partai. Pertama, Gibran berbohong kepada dirinya dan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto usai sempat berjanji bertahan di partai.

Kedua, Gibran berbohong kepada Megawati usai sempat ditanya apakah akan keluar atau tetap bertahan. Kepada Mega, ungkap Komar, Gibran mengaku akan tetap berada di PDIP usai ayahnya tak lagi menjadi presiden.

"Kemudian yang di sekolah partai, itu juga ada kan rekaman. Itu kan Ibu tanya Mas Gibran sama Bobby [Nasution], mau tetap di sini apa berpindah partai. Mas Gibran sendiri maju ke mimbar lalu disampaikan waktu itu tetap bersama PDI Perjuangan," ucap Komaruddin.

"Jadi kalau kemudian sampai beberapa waktu kemudian dia maju menjadi cawapres lalu sekarang Pak Sekjen meluruskan pembicaraan itu, lalu dianggap Pak Sekjen berbahaya, justru yang berbahaya itu Mas Gibran," imbuhnya. (sumber: cnnindonesia.com)

Editor: Redaksi

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami