search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Nyaris Tak Pernah Pakai JKN, Dewa Made Raka Justru Merasa Bangga
Selasa, 4 Juni 2024, 00:05 WITA Follow
image

beritabali/ist/Nyaris Tak Pernah Pakai JKN, Dewa Made Raka Justru Merasa Bangga.

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, GIANYAR.

Menjadi peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) ternyata dipandang tidak semata-mata hanya untuk keperluan sakit saja. 

Faktanya, ada sejumlah orang yang berpikir jika memiliki JKN adalah salah satu motivasi untuk tetap menjaga kesehatan sekaligus untuk membantu sesama. Itulah yang diungkapkan oleh I Dewa Made Raka (69), salah satu peserta JKN tersebut.

Berstatus sebagai peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) yang didaftarkan oleh pemerintah pusat, Dewa mengaku nyaris tidak pernah menggunakan JKN untuk berobat ke rumah sakit. Ia mengatakan pernah menggunakan kartu JKN sekali saja hanya untuk mengakses pelayanan kesehatan di klinik tempatnya terdaftar karena sempat mengalami batuk.

“Saya sudah bertahun-tahun punya JKN, tapi cuma dipakai sekali saja. Lebih baik tidak pernah menggunakan, karena artinya kita sehat. Saya sendiri punya keluarga besar yang sudah jadi peserta JKN, ada yang peserta mandiri dan ada yang PBI. Hampir semuanya belum pernah menggunakan berobat ke rumah sakit. Tapi keluarga kami, khususnya yang jadi peserta JKN mandiri, tetap rutin membayar iuran. Kalau saya sendiri tanggungan dari pemerintah,” ujarnya saat ditemui di rumahnya di Gianyar, Bali pada Rabu (22/04).

Bukan Dewa tidak pernah sakit. Justru di usianya yang memang sudah tidak muda lagi, ia cukup sering mengalami sakit, hanya saja sakitnya tersebut bersifat ringan sehingga lebih sering ia obati secara tradisional. Ia tidak datang berobat ke fasilitas kesehatan, sebaliknya lebih merelakan uang iuran JKN yang dibayarkan untuk dapat digunakan oleh peserta lainnya yang lebih membutuhkan.

“Saya juga suka mepunia atau bersedekah, jadi saya sangat ikhlas jika biaya iuran JKN saya sekeluarga digunakan oleh orang lain yang benar-benar membutuhkan. Artinya hal tersebut juga bisa menjadi sebuah doa atau tabungan agar kita diberikan kesehatan. Selama saya sakit, saya lebih memilih pengobatan tradisional seperti minum jamu rempah-rempah, kompres air hangat, dan sebagainya,” ungkapnya.

Dewa menceritakan jika keluarganya sudah terdaftar menjadi peserta JKN sejak lama, ia dan istrinya memang mendapatkan kepesertaan JKN dari Pemerintah Kabupaten Gianyar. Mereka juga memahami jika Program JKN ini bersifat wajib dan sangat penting untuk memproteksi keluarga dari biaya kesehatan. Jika tidak ada Program JKN, entah bagaimana kalau ia harus berurusan dengan pembiayaan medis yang tergolong mahal dan memerlukan biaya yang mungkin akan menyulitkan keluarganya.

“Faktor utamanya adalah anak-anak. Saya memiliki cucu yang masih kecil-kecil jadi utamanya BPJS Kesehatan ini adalah untuk mereka, untuk jaga-jaga saja karena obat tradisional belum tentu diterima oleh anak-anak. Namun syukurlah sampai saat ini belum pernah kami gunakan,” tegasnya.

Ia menceritakan pengalamannya tersebut dengan harapan agar masyarakat yang telah menjadi peserta JKN menyadari pentingnya membayar iuran secara rutin setiap bulannya. Ada begitu banyak peserta JKN yang menaruh harapan pembiayaan pengobatannya pada Program JKN, terutama bagi ekonominya yang kurang mampu. Selain itu urusan sakit tidak akan pernah ada yang tahu kapan akan menimpa seseorang. Dewa berpendapat jika peserta telah mengikuti ketentuan yang berlaku maka artinya telah ikut menjaga Program JKN agar dapat berlangsung secara berksenimbungan dan memberikan manfaat kepada masyarakat.

“Saking banyaknya yang membutuhkan dan merasa terbantu, maka menurut saya Program JKN adalah program yang sangat penting dan sukses. Tidak salah saya sudah menjadi peserta dan ikut menjaganya,” ujar Dewa mengakhiri perbincangan.

Editor: Redaksi

Reporter: BPJS Klungkung



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami