search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
AS-Arab Saudi Akan Perkuat Kerja Sama di Tengah Agresi Israel
Rabu, 5 Juni 2024, 09:46 WITA Follow
image

beritabali.com/cnnindonesia.com/AS-Arab Saudi Akan Perkuat Kerja Sama di Tengah Agresi Israel

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DUNIA.

Juru bicara Washington untuk Arab Saudi, Michael Ratney mengungkapkan bahwa Amerika Serikat dan Arab Saudi bakal jajaki kerjasama lebih lanjut di tengah agresi Israel ke Palestina.

"Kita cenderung menggunakan kata bersejarah secara berlebihan, namun menurut saya secara keseluruhan, paket perjanjian ini benar-benar bersejarah," ungkap Ratney, seperti dikutip Al Arabiya.

Ratney melihat peluang kerjasama antar kedua negara bisa membuka jalan bagi terciptanya perdamaian di Palestina.

"Tetapi sebagai bagian dari hal tersebut, ada peran dari Palestina. Saudi telah memperjelas bahwa hal itu merupakan persyaratan mereka dan kami juga mempunyai harapan, harus ada jalan ke depan bagi Palestina untuk menjadi negara," ujar Ratney.

Sebelumnya, Arab Saudi berencana untuk melakukan kerja sama dengan AS. Tetapi perjanjian kedua negara mandek gegara agresi Israel di Jalur Gaza, Palestina.

Kerja sama itu disebut-sebut menjadi salah satu upaya AS untuk membuka kembali pembicaraan normalisasi antara Saudi dan Israel.

Lantas, Riyadh menyatakan bahwa Palestina merdeka tetap menjadi kunci dari perjanjian tersebut. Sebab, kerajaan menginginkan gencatan senjata dan kemerdekaan bagi Palestina.

Pemerintah AS yang tengah gencar mengajukan proposal gencatan senjata ke Israel dan Hamas menjadi titik terang untuk menciptakan solusi dari konflik yang masih berlangsung hingga saat ini.

Proposal gencatan senjata itu juga bisa menjadi bukti keseriusan AS menciptakan negara Palestina yang berdaulat.

Selain itu, larangan penjualan senjata ke Arab Saudi juga bakal dicabut oleh pemerintahan Joe Biden dalam beberapa minggu ke depan.

Rencana AS itu disebut-sebut untuk mencegah eskalasi konflik di Timur Tengah. Namun, Ratney mengungkap bahwa ia melihat peluang besar terkait perjanjian AS-Arab Saudi.

Dia juga menambahkan hal ini akan menjadi perjanjian formal yang tidak bergantung pada kepemimpinan pemerintahan AS.

"Ini akan menjadi perjanjian yang bertahan lama, bukan antara satu pemerintahan atau pemerintah, tapi antara dua negara," kata Ratney.

"Anggap saja ini akan menjadi perjanjian bersejarah yang akan meningkatkan kemitraan keamanan antara Amerika Serikat dan Arab Saudi, akan meningkatkan hubungan ekonomi, akan membawa Israel dan Arab Saudi ke dalam kawasan yang sama, dan akan membawa manfaat dan keuntungan. jalan menuju kenegaraan bagi Palestina," ia menambahkan. (sumber: cnnindonesia.com)

Editor: Juniar

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami