Empat Kali Operasi Mata Pakai JKN, Petani Ini Terkesan Layanannya Sangat Mudah
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, BANGLI.
Penglihatan merupakan salah satu indra terpenting manusia. Karena itu, saat seseorang mengalami katarak, sudah pasti aktivitas sehari-harinya akan terganggu.
Hal tersebut merupakan curahan perasaan yang disampaikan oleh Dewa Nyoman Sumerta (78). Pada usianya yang sudah kepala tujuh, ia justru mendapatkan kembali penglihatan secara normal setelah menjalani empat kali operasi dengan bantuan Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
Kakek yang berprofesi sebagai petani ini pertama kali menjalani operasi katarak di salah satu rumah sakit di Kabupaten Bangli. Saat itu penglihatannya mulai terganggu seiring dengan usianya yang menua. Ia kemudian mengandalkan JKN untuk mengakses pengobatan dengan mudah dan lancar, tanpa mengalami kendala.
“Saya masih ingat, saat itu saya hanya dimintai kartu saja sebagai syarat administrasi. Setelah itu langsung diperiksa oleh dokter mata dan dijadwalkan untuk operasi setelah mengonsumsi obat terlebih dahulu. Operasi pun berjalan dengan cepat dan lancar,” ungkapnya saat diwawancarai di kediamannya di Bebalang Bangli pada Kamis (20/06).
Setelah menjalani operasi katarak tersebut, Sumerta kembali harus berurusan dengan dokter mata di rumah sakit sebelumnya. Kali ini ia menjalani operasi glaukoma bahkan hingga dua kali. Pada bola matanya terdapat bercak putih yang sangat mengganggu penglihatan. Kondisi itu membuatnya harus dirawat inap beberapa hari.
Ia mengatakan bahwa saat menjalani operasi katarak untuk kedua dan ketiga kalinya, ia sudah merasa tenang karena menurutnya sudah mulai terbiasa. Tetapi berbeda dengan operasi keempat yang kembali harus ia jalani. Menurutnya operasi kali ini yang paling menegangkan, sebab bukan katarak dan gGlaukoma yang membuat matanya sakit, tetapi lensa matanya bergeser akibat aktivitas dan usia.
"Saya kemudian dirujuk ke rumah sakit khusus mata yang berada di Denpasar akibat keterbatasan sarana prasarana di rumah sakit yang ada di Bangli. Katanya salah satu penyebabnya adalah terlalu keras menyentuh mata baik saat mandi maupun saat menggaruk, sehingga lensa mata saya bergeser dan harus dilakukan operasi yang lebih besar karena lensa mata saya harus diganti. Tetap dengan mengandalkan JKN saya menjalaninya dengan yakin,” ucapnya.
Keyakinannya memang terbukti, sebab proses operasinya berjalan dengan lancar dan sukses. Masih dengan kemudahan yang didapatkan pada operasi sebelumnya, sama sekali tidak mendapatkan kendala dan keribetan. Hal yang paling terpenting adalah dari operasi pertama hingga keempat, ia tidak pernah dikenakan biaya sepeserpun padahal biaya yang dihabiskan cukup besar.
Kini Sumerta bahkan mendapatkan penglihatan kembali normal seperti saat dulu dengan lensa mata yang baru. Ia mengambil hikmah tentang keberadaan Program JKN yang banyak membantunya menjalani empat operasi tersebut, sedangkan ia hanya membayar 35 ribu rupiah per bulan karena terdaftar sebagai peserta mandiri kelas 3.
“Saya didaftarkan oleh anak menjadi peserta JKN mandiri kelas 3 agar nyaman dalam berobat, apalagi usia saya yang sudah tua lebih rentan terkena penyakit. Saya lebih mending membayar iuran setiap bulan yang terjangkau dari pada harus membayar biaya pengobatan setiap kali sakit. Saya merasa iuran tersebut adalah tabungan untuk digunakan nantinya ketika saya memerlukan jaminan pengobatan. Kalaupun ternyata saya tidak sakit, biarlah iuran saya itu dipakai peserta JKN lainnya yang membutuhkan berobat,” ucap Sumerta.
Berkat operasi tersebut pula, saat ini Sumerta bisa beraktivitas kembali. Ia tidak ingin usia tuanya dihabiskan untuk bersantai karena ia memiliki kebun kopi yang sangat produktif untuk dapat membantu perekonomian semua keluarganya.
Editor: Redaksi
Reporter: BPJS Klungkung