search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Pemerataan Destinasi, Sandiaga Rancang Konsep Wisata untuk Bali Barat dan Banyuwangi
Senin, 15 Juli 2024, 09:47 WITA Follow
image

beritabali/ist/Pemerataan Destinasi, Sandiaga Rancang Konsep Wisata untuk Bali Barat dan Banyuwangi.

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, JEMBRANA.

Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno berencana mengembangkan pariwisata di Bali Barat dan Banyuwangi. Tujuan dari langkah ini adalah untuk mengoptimalkan kunjungan wisatawan ke Bali dan mengurangi beban pariwisata di Bali Selatan.

"Saya ingin meramu agar kita juga memiliki beberapa kegiatan dan mendorong pengembangan infrastruktur di Banyuwangi dan Bali Barat," kata Sandiaga saat kunjungan ke Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Pengambengan, Sabtu (13/7/2024).

Menteri Sandiaga juga menyebutkan koordinasinya dengan Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) untuk meninjau pengembangan pelabuhan di wilayah tersebut. Ia melihat potensi besar dalam pengembangan wisata bahari yang akan terhubung dengan pelabuhan perikanan nusantara yang sedang direvitalisasi.

"Visi kita adalah daya tarik wisata seperti Tsukiji di Tokyo atau Fisherman's Wharf di San Francisco. Ini akan kita coba buatkan konsep wisatanya yang terintegrasi dengan semangat kita untuk Bali Barat dan Banyuwangi," tambahnya.

Dengan selesainya tol Probolinggo-Banyuwangi pada tahun 2025 dan Tol Gilimanuk-Mengwi pada tahun 2027, diharapkan akan ada lebih banyak wisatawan yang berkunjung ke Bali Barat, bukan hanya ke Bali Selatan. 

"Ini merupakan bagian dari pengembangan destinasi wisata yang lebih merata," ucapnya.

Sandiaga juga menekankan pentingnya menghadirkan sistem pariwisata di Jembrana dan Banyuwangi agar wisatawan tidak hanya mengunjungi Bali Selatan. Destinasi wisata seperti Pemuteran, Blimbingsari, dan desa wisata Manistutu yang telah meraih penghargaan desa wisata terbaik di Indonesia diharapkan dapat menarik minat wisatawan. 

"Dengan tol Gilimanuk-Mengwi, masyarakat dari Denpasar ke Jembrana bisa menempuh waktu 1,5 hingga 2 jam saja," jelasnya.

Sementara itu, Bupati Jembrana I Nengah Tamba menyatakan bahwa proyek ini merupakan suatu kepastian. "Kami sudah mengusulkan kebutuhan logistik di pelabuhan ini akan kami suplai 30 persen hingga 50 persen. Kemudian dari sisi pendapatan parkir dan suplai air juga akan kami ambil, termasuk tenaga kerjanya," ungkap Tamba.

Bupati asal desa Kaliakah ini juga menyampaikan bahwa dampak dari pelabuhan ini termasuk perencanaan penggunaan jalan. "Kami sarankan agar menggunakan jalan provinsi Bali, dan tentunya akan ada reklamasi lagi untuk menuju jalan di pinggir laut ini," tambahnya.

Editor: Robby

Reporter: Humas Jembrana



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami