search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Hati-Hati, Ini 7 Kebiasaan Pemicu Serangan Jantung
Rabu, 14 Agustus 2024, 11:00 WITA Follow
image

beritabali.com/cnnindonesia.com/Hati-Hati, Ini 7 Kebiasaan Pemicu Serangan Jantung

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, NASIONAL.

Serangan jantung dan masalah jantung lain kerap mengakibatkan kematian mendadak. Ternyata ada kebiasaan pemicu serangan jantung yang patut diwaspadai.

Kebiasaan tertentu memang meningkatkan risiko masalah jantung seperti, merokok dan konsumsi alkohol dalam jumlah berlebih.

Rupanya tak hanya itu sebab banyak kebiasaan yang terlihat biasa saja, tapi berdampak buruk pada kesehatan jantung termasuk memicu serangan jantung.

Berikut 7 kebiasaan pemicu serangan jantung.

1. Eliminasi nutrisi tertentu karena diet
Diet tertentu kadang menuntut orang untuk menghindari atau mengeliminasi nutrisi tertentu. Mungkin saja diet berhasil dan berat badan turun tapi tindakan ini sekaligus memicu masalah jantung di kemudian hari.

Kepala kardiologi di Temple University Hospital Daniel Edmundowicz mengamati orang yang mengikuti diet rendah kolesterol menghindari lemak sehat. Padahal itu makronutrien yang penting.

Diet ketat juga bisa membebani sistem kardiovaskular. Penelitian menunjukkan perubahan kebiasaan makan yang ekstrem dan tiba-tiba bisa menyebabkan penurunan fungsi jantung.

2. Malas membersihkan gigi dan mulut
Masalah gigi dapat meningkatkan risiko infeksi bakteri dalam aliran darah. Edmundowicz menyebut radang gusi dan kesehatan mulut yang buruk diketahui memicu peradangan yang dapat memperburuk masalah jantung seperti kolesterol tinggi atau plak pecah.

"Kebersihan mulut yang baik itu penting. Kami tidak bisa mengatakan 100% bahwa menyikat gigi dan membersihkan gigi dengan benang setiap hari akan mencegah serangan jantung, namun hal ini dapat meningkatkan kerentanan seseorang jika mereka memiliki faktor risiko standar lainnya," kata Edmundowicz seperti dikutip dari Huffington Post.

3. Duduk sepanjang hari
Studi yang mensurvei lebih dari 100 ribu orang di 21 negara menemukan orang yang duduk 6-8 jam sehari berpeluang 12-13 persen lebih tinggi untuk meninggal di usia muda dan sakit jantung.

Kemudian, mereka yang duduk lebih dari 8 jam setiap hari, risikonya melonjak sampai 20 persen. Jika pekerjaan mengharuskan Anda duduk dalam waktu lama, coba untuk menyempatkan diri istirahat dan berjalan kaki.

4. Menghabiskan terlalu banyak waktu sendirian
Kesepian dan menghabiskan terlalu banyak waktu sendirian bisa jadi kebiasaan pemicu serangan jantung. Ulasan dalam Journal of American Heart Association pada 2022 menyebut isolasi sosial dan kesepian berkaitan dengan 30 persen peningkatan risiko serangan jantung, stroke, atau kematian.
Anda perlu tetap terhubung dengan orang lain meski lewat medium teks atau telepon.

"Selain itu, jika Anda dan lingkaran sosial Anda berfokus pada gaya hidup sehat, kemungkinan besar Anda akan tetap menerapkannya," kata Nicholas Ruthman, staf kardiologi Cleveland Clinic, mengutip dari Everyday Health.

5. Begadang
Jantung bakal bekerja keras sepanjang hari kalau Anda kurang tidur sebab sistem kardiovaskular tidak mendapatkan istirahat yang diperlukan.

Riset yang diterbitkan di Journal of American Heart Association menyorot tidur merupakan bagian integral dari kesehatan jantung. Tidur kurang dari 7 jam tiap malam dikaitkan dengan risiko obesitas, hipertensi dan diabetes lebih tinggi.

Sebaiknya cukupi kebutuhan tidur dan jaga agar tidak berlebihan. Terlalu banyak tidur juga tidak sehat. Orang yang tidur 9 jam atau lebih berisiko 56 persen lebih tinggi terkena penyakit kardiovaskular ketimbang mereka yang tidur 7-8 jam.

6. Terlalu banyak ngopi
Kopi dan kafein sebenarnya menyehatkan jika porsinya pas. Cukup dua cangkir per hari, Anda bisa mendapatkan manfaat buat jantung dan sistem kardiovaskular.

Sebaliknya, saat jumlahnya berlebihan, efek negatif sebab bisa mempercepat denyut jantung, kontraksi pembuluh darah dan meningkatkan tekanan darah.

7. Membiarkan stres
Stres membuat tubuh di status 'fight or flight'. Kalau dibiarkan dan tidak dikelola, kondisi ini dapat memicu peradangan dan pelepasan hormon stres seperti hormon adrenalin dalam waktu lama.

Faktor-faktor ini dapat menyebabkan perubahan fisiologis tubuh termasuk peningkatan tekanan darah, kolesterol, risiko obesitas, resistensi insulin dan gangguan ritme jantung.

Sebaiknya, kebiasaan pemicu serangan jantung seperti membiarkan stres dihindari. Pelajari cara mengelola stres dengan baik dan efektif misal, aktivitas yang mendatangkan relaksasi seperti meditasi, yoga, jalan-jalan di alam yang hijau. (sumber: cnnindonesia.com)
 

Editor: Juniar

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami