search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Alasan Hamas Tolak Hasil Perundingan Gencatan Senjata Gaza
Senin, 19 Agustus 2024, 10:48 WITA Follow
image

beritabali.com/cnnindonesia.com/Alasan Hamas Tolak Hasil Perundingan Gencatan Senjata Gaza

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DUNIA.

Hamas menerbitkan pernyataan resminya usai menolak hasil perundingan gencatan senjata Gaza yang digelar di Qatar pada Jumat (16/8) pekan lalu.

Hamas menyalahkan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, karena menimbulkan "hambatan baru" dalam perundingan tersebut.

Dalam pernyataan tersebut, Hamas menuduh Netanyahu secara sengaja menetapkan persyaratan dan tuntutan baru, untuk menggagalkan perundingan dan memperpanjang perang di Gaza.

Salah satu tuntutan yang ditolak Hamas adalah desakan Netanyahu agar pasukan pertahanan Israel (Israel Defense Force) ditempatkan di Koridor Philadelphi, yang membentang di sepanjang perbatasan Gaza-Mesir.

Netanyahu mengklaim pengerahan pasukan IDF di Koridor Philadelphi bertujuan untuk mencegah Hamas menyelundupkan senjata ke Gaza dan membangun kembali kemampuan militernya.

Tuntutan tersebut tidak disebutkan sebelumnya dalam kesepakatan pada 27 Mei yang telah menjadi dasar bagi perundingan berikutnya dan ditolak oleh Hamas.

Sementara dalam tuntutan Hamas terkait perundingan gencatan senjata ini, mereka mendesak agar semua pasukan Israel ditarik sepenuhnya dari seluruh wilayah Jalur Gaza.

"Kami menganggap Netanyahu sepenuhnya bertanggung jawab atas kegagalan upaya mediasi dan menghalangi kesepakatan," demikian pernyataan Hamas, dilansir Times of Israel.

Hamas mengatakan pihaknya akan tetap pada usulannya sendiri soal kesepakatan gencatan senjata, yang mereka ajukan pada 2 Juli lalu.

Tuntutan Netanyahu soal kontrol di Koridor Philadelphi ini sendiri menuai perdebatan sengit di internal tim negosiasi Israel yang dipimpin David Barnea dari Mossad, Ronen Bar dari Shin Bet, dan Nitzan Alon dari IDF.

Tim itu sebelumnya sudah memperingatkan Netanyahu bahwa desakannya soal kontrol Israel di koridor itu bisa menghancurkan negosiasi. Namun Netanyahu disebut menolak untuk mengalah.

Kegagalan perundingan gencatan senjata Gaza ini terjadi saat agresi dan serangan pasukan Zionis masih terjadi di Palestina.

Hingga kini lebih dari 40 ribu warga sipil telah meninggal dunia, di mana sebagian besar korban adalah kelompok rentan seperti anak-anak, perempuan, dan lansia. (sumber: cnnindonesia.com)


 

Editor: Juniar

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami