search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Penis Patah: Memang Benar Ada Apa Yang Harus Dilakukan?
Minggu, 21 Juli 2024, 14:57 WITA Follow
image

beritabali.com/ist/Penis Patah: Memang Benar Ada Apa Yang Harus Dilakukan?

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Seorang pria berusia 35 tahun datang ke Unit Gawat Darurat dengan keluhan rasa sakit yang hebat di area kelaminnya. Ia bercerita bahwa saat sedang berhubungan intim dengan pasangannya, tiba-tiba terdengar suara "krek" yang sangat jelas. 

Penisnya langsung kehilangan ereksi, dan dalam hitungan menit, ia mengalami pembengkakan dan memar besar di area tersebut. Rasa sakit yang tak tertahankan membuatnya segera ke rumah sakit, meskipun merasa malu. Setelah diperiksa oleh dokter, ternyata ia mengalami kondisi yang disebut penis patah atau dalam istilah medis diwsebut “penile fracture”.

Kasus serupa, melibatkan seorang pria berusia 28 tahun yang mengalami cedera serupa saat sedang masturbasi. Ia bercerita bahwa dalam usahanya untuk mencapai orgasme, ia menggunakan gerakan yang terlalu cepat dan agresif. 

Sama seperti pada kasus pertama, tiba-tiba ia mendengar suara "krek" diikuti dengan rasa sakit yang luar biasa dan pembengkakan di area penis. 

Ia tidak segera mencari pertolongan medis, dan baru beberapa hari kemudian, setelah merasa khawatir dengan kelengkungan penisnya yang tidak normal, ia memutuskan untuk pergi ke dokter. Diagnosisnya juga menunjukkan penis patah, dan karena keterlambatan penanganan, ia mengalami lebih banyak komplikasi.

Apa Itu Penis Patah? 

Penis patah mungkin terdengar aneh bagi sebagian besar orang, karena penis tidak memiliki tulang yang bisa patah. Namun, istilah ini merujuk pada robeknya lapisan keras yang mengelilingi jaringan erektil (corpora cavernosa) di dalam penis yang ereksi. 

Jaringan ini seperti balon yang mengembang saat ereksi, dan jika balon ini tertekan atau tertekuk dengan paksa, lapisan keras tersebut bisa robek, menyebabkan gejala yang sangat menyakitkan.

Baik pada kasus yang disebabkan oleh hubungan intim maupun masturbasi, gejala penis patah biasanya serupa.

Gejala utamanya adalah:

1. Suara “krek” yang khas saat terjadinya cedera.
2. Kehilangan ereksi secara tiba-tiba.
3. Pembengkakan dan memar pada penis.
4. Penis tampak bengkok atau terdistorsi secara tidak normal.
5. Rasa nyeri yang sangat hebat.

Jika mengalami gejala-gejala ini, penting untuk segera mencari pertolongan medis, karena semakin cepat kondisi ini ditangani, semakin besar kemungkinan pemulihan tanpa komplikasi.

Kondisi ini harus ditangani dengan cepat. Dalam kasus pertama, pasien segera datang ke rumah sakit setelah mengalami cedera. Ia menjalani operasi darurat untuk memperbaiki jaringan yang robek dan membersihkan darah yang menggumpal di dalam penis. Karena ia segera ditangani, pemulihan berjalan lancar, dan pasien bisa kembali ke kehidupan normalnya tanpa komplikasi yang berarti.

Namun, pada kasus kedua, karena pasien menunda untuk mencari bantuan medis, komplikasi mulai muncul. Ia mengalami pembentukan jaringan parut, yang membuat penisnya melengkung saat ereksi. Hal ini menyebabkan disfungsi ereksi dan membutuhkan tindakan bedah tambahan untuk memperbaiki kondisi tersebut.

Dalam menanganinya, penis patah hampir selalu memerlukan operasi. Pembedahan ini biasanya melibatkan perbaikan pada jaringan yang robek dan pengeluaran hematoma atau darah yang menggumpal. 

Operasi dilakukan sesegera mungkin untuk mengurangi risiko komplikasi seperti disfungsi ereksi atau kelengkungan penis yang permanen. Pasien yang mendapatkan penanganan dalam waktu 24 jam setelah cedera umumnya memiliki hasil yang baik dan bisa pulih tanpa masalah jangka panjang. Namun, jika penanganan terlambat, seperti pada kasus kedua, kemungkinan komplikasi lebih besar.

Bagaimana mencegahnya?nMeskipun penis patah adalah kondisi yang jarang terjadi, ada beberapa langkah sederhana yang dapat diambil untuk menguranginya. Pertama, saat berhubungan intim, pastikan untuk menjaga komunikasi dengan pasangan dan hindari gerakan yang terlalu agresif atau tiba-tiba. 

Pilih posisi yang lebih aman dan kendalikan intensitas gerakan. Selain itu, hindari masturbasi yang terlalu kuat atau menggunakan benda keras yang bisa menyebabkan cedera.

Terakhir, penis patah, meskipun terdengar tidak mungkin, adalah cedera yang nyata dan serius. Dua kasus yang telah dijelaskan menunjukkan bagaimana cedera ini bisa terjadi saat berhubungan intim atau masturbasi, dan pentingnya penanganan medis segera untuk menghindari komplikasi. 

Jika Anda mendengar suara “krek” disertai rasa nyeri hebat dan pembengkakan pada penis, jangan ragu untuk segera mencari bantuan medis. Dengan penanganan yang tepat waktu, kebanyakan pria dapat pulih sepenuhnya tanpa masalah jangka panjang.
 

Editor: Juniar

Reporter: bbn/oka



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami