search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Residu Bahaya di Anggur Muscat, Malaysia Pantau Ketat Makanan Impor
Rabu, 30 Oktober 2024, 08:31 WITA Follow
image

beritabali.com/cnnindonesia.com/Residu Bahaya di Anggur Muscat, Malaysia Pantau Ketat Makanan Impor

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DUNIA.

Kementerian Kesehatan Malaysia memantau ketat makanan impor buntut laporan anggur muscat yang mengandung residu bahan kimia berbahaya.

Kemenkes Malaysia mengatakan tindakan itu diambil usai Thailand menemukan kandungan zat berbahaya dalam anggur Shine Muscat yang diimpor ke negara itu.

"Pemantauan berkelanjutan dilakukan di semua 70 titik di seluruh negeri," demikian pernyataan Kemenkes Malaysia, dikutip Bernama.

Pemantauan itu, lanjut mereka, melibatkan kegiatan pengendalian dan kepatuhan semua makanan impor termasuk "buah-buahan dan sayuran."

"Kegiatan ini meliputi pemeriksaan dokumen, pemeriksaan fisik, pemeriksaan label, pengambilan sampel, dan penahanan di gudang importir," demikian pernyataan Kemenkes.

Program Keamanan dan Mutu Pangan (FSQP) juga akan terus meningkatkan pemantauan pengiriman makanan impor melalui Sistem Informasi Keamanan Pangan Malaysia (FoSIM).

Mereka bakal menggunakan pendekatan inspeksi berbasis risiko enam tingkat.

Di Malaysia, residu pestisida diatur berdasarkan Peraturan 41 Regulasi Pangan 1985, yang mengacu pada standar Codex international.

Jika pihak berwenang menemukan makanan impor yang melanggar aturan di Malaysia, pemerintah akan menghentikan pengiriman tersebut.

Langkah Kemenkes Malaysia muncul usai Jaringan Peringatan Pestisida Thailand (Thai-PAN) mengumumkan anggur Shine Muscat yang diimpor ke negara itu mengandung puluhan residu kimia berbahaya.

Mereka mencatat sebanyak 23 dari 24 sampel anggur Shine Muscat yang diambil dari 15 toko di seluruh Bangkok terbukti mengandung residu pestisida dengan kadar melebihi batas wajar.

"Satu sampel mengandung Chlorpyrifos, bahan kimia berbahaya (Tipe 4) yang dilarang," demikian pernyataan Thai-PAN, seperti dikutip The Nation Thailand.

Mereka lalu berujar, "Sedangkan 22 sampel lain mengandung 14 jenis residu beracun yang melebihi batas wajar (ditetapkan tidak lebih dari 0,01 mg/kg)."

Thai-PAN merinci sebanyak 50 jenis residu beracun telah terdeteksi di anggur-anggur tersebut.

Lebih rinci, dua residu Tipe 4 yakni Chlorpyrifos dan Endrin aldehyde. Kemudian 26 residu Tipe 3, yang tak disebutkan secara detail.

Lalu 22 residu yang tak terdaftar di bawah peraturan zat berbahaya Thailand, antara lain Triasulfuron, Cyflumetofen, Chlorantraniliprole, Flonicamid, Etoxazole, dan Spirotetramat. (sumber: cnnindonesia.com)
 

Editor: Juniar

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami