Bandara Bali Utara untuk Pemerataan, Jarnas98 Kubutambahan Siap Menangkan Mulia-PAS
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, BULELENG.
Dukungan terhadap pasangan nomor urut 1, Made Muliawan Arya (De Gajah) dan Putu Agus Suradnyana semakin mengalir deras menjelang pemilihan gubernur dan wakil gubernur serentak yang jatuh pada tanggal 27 November 2024 nanti.
Dukungan kali ini datang dari ini Relawan Jaringan Nasional Aktivis 1998 (Jarnas98) kecamatan Kubutambahan, Buleleng ditandai dengan pendirian Baliho Mulia-PAS di Jalan Raya Bulian, Banjar Dinas Kaje Kangin, Sari Tapak Dara Pengipuan, kubutambahan pada Kamis (7/10).
Ketut Kored, selaku Koordinator dalam pemasangan baliho Mulia-PAS tersebut menjelaskan bahwa pemasangan baliho ini merupakan sikap Relawan Jarnas98 Kecamatan Kubutambahan yang akan memenangkan pasangan Mulia-PAS.
Baca juga:
Jarnas 98 Komitmen Menangkan Mulia-PAS, Mardika: Ini Pilihan Rasional, Tidak Ada Kata Mundur
Lebih lanjut Kored menyampaikan alasan mendukung Mulia-PAS karena memiliki sikap yang jelas terhadap rencana pembangunan Bandara di Bali Utara untuk pemerataan pembangunan.
"Mulia-PAS berkomitmen akan membangun Bandara yang bagus secara fasilitas dan modern tehnologinya seperti di Singapore, dan itu didukung Pak Presiden kita, Pak Prabowo," ujar Ketut Kored.
Menanggapi inisatif Relawan Jarnas98 Kubutambahan, penasehat Jarnas98 Bali, Arief Mirdjaja menyampaikan dukungan terhadap MULIAPAS akan terus mengalir dari berbagai penjuru karena Bali butuh pemimpin yang jujur, mengerti persoalan dan bekerja dengan hati serta tegas mengeksekusi kebijakan.
"Kali ini, Jangan salah memilih pemimpin, karena Bali bisa tambah rusak jika rakyat salah pilih pemimpin, Bali butuh terobosan baru. Agar persolan-persoalan bisa diselesaikan sehingga keseimbangan Tri Hita Karana bisa terjadi," kata Arif Mirdjaja.
Arif menjelaskan Bali tidak sedang baik-baik saja, begitu banyak persoalan yang terjadi dan cenderung merusak tatanan Trihita karana terutama hubungan dengan alam; eksploitasi alam dengan alih fungsi lahan sawah yang begitu masive terutama di wilayah badung, urban planning yang kacau balau, persoalan sampah yang tak pernah selesai, persoalan kemacetan, hingga ancaman ketersediaan air bersih, dan pembangunan yang tidak merata serta banyak persoalan-persoalan lainnya.
Editor: Redaksi
Reporter: bbn/rls