Raja-raja di Bali Dukung Bandara Bali Utara di Atas Laut, Target 2027 Rampung
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, GIANYAR.
PT Bali Internasional Bali Utara (BIBU) selalu vendor pembangunan Bandara Bali Utara menyerap aspirasi dari tokoh puri se-Bali yang berlangsung di Puri Ageng Blahbatuh pada Jumat (15/11/2024).
Hadir tokoh sentral Puri, yakni Raja Puri Agung Klungkung, Ida Dalem Semara Putra. Dikatakan bahwa tokoh Puri pada hakekatnya setuju dengan pembangunan Bandara dan tidak tabu terhadap modernisasi.
Akan tetapi, modernisasi harus memperhatikan local jenius yang mana di Bali kental dengan adat dan tradisi. "Di kawasan Bali Utara terdapat Pura bersejarah. Sejak Wangsa Warmadewa. Agar tidak tergerus, maka kami usulkan agar Bandara Bali Utara dibangun di atas laut," ujar Ida Dalem Semara.
Baca juga:
Urgensi Bandara Bali Utara, Pemerataan Insfrastruktur Pariwisata dan Persepektif Mitigasi Bencana
Dikatakan bahwa pembangunan harus memperhatikan unsur historis. "Sebab Bali oleh dunia pariwisata dunia dikenal dengan tradisi. Maka harus tetap dijaga," pintanya.
Sementara itu, dari PT BIBU Panji Sakti, Erwanto Sad Adiatmoko Hariwibowo, menyatakan, kebutuhan Bandara di Bali Utara tergolong mendesak. "Kami target satu runway di tahun 2027," ujarnya.
Dikatakan bahwa Bandara Ngurah Rai selama ini super sibuk melayani trayek penerbangan antar provinsi bahkan luar negeri. Maka dengan bantuan Bandara di Bali Utara, membantu sebaran penumpang.
Terlebih turis kini banyak berkunjung ke wilayah Buleleng hingga Karangasem untuk mencari objek wisata di luar Bali Selatan.
Dengan adanya kehadiran tokoh puri se-Bali di Puri Agung Blahbatuh untuk mendukung pembangunan Bandara Internasional Bali Utara, sebagai dukungan moral dari raja-raja se-Bali.
"Dukungan ini penting untuk memastikan pembangunan dilakukan secara aman dan tidak merusak alam di daratan, lebih-lebih di kawasan suci atau pura," jelas dia.
Sebagaimana diketahui, pembangunan Bandara Bali Utara ini adalah inisiatif dari sektor swasta dan tidak menggunakan dana pemerintah. Investornya dari perusahan Cina, Chang Ye Construction Group, dengan nilai kerja sama US$ 3 Miliar setara Rp 50 triliun.
Editor: Robby
Reporter: bbn/gnr