Gus Teja dan Balawan Terima Wija Kusuma, Bangga Harumkan Gianyar
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, GIANYAR.
Jika kreativitas adalah keberanian untuk menjadi diri sendiri, maka seni adalah cara untuk mengungkapkan diri tanpa sepatah kata pun. Ungkapan ini tampaknya tepat disematkan kepada masyarakat Gianyar yang memilih jalan hidup sebagai seniman.
Kejujuran dalam menuangkan pemaknaan ke dalam karya seni membuat karya itu punya kesan mendalam. Bukan soal pengakuan atau materi, tapi tentang memperkenalkan diri, budaya, dan identitas melalui karya. Seperti halnya Gus Teja dan Balawan yang tak menyangka bisa menerima penghargaan Wija Kusuma dari Pemkab Gianyar dalam rangkaian HUT ke-254 Kota Gianyar di Balai Budaya Gianyar.
“Awalnya saya tidak menyangka akan mendapatkan penghargaan Wija Kusuma dari Pemkab Gianyar. Ketika mendapat telepon dari Dinas Kebudayaan Gianyar saya merasa terkejut juga, pada umur saya yang segini, saya pikir belum pantas untuk mendapatkan sebuah penghargaan dari Bupati Gianyar tetapi dengan penjelasan singkat dari Dinas Kebudayaan bahwa memang saya dinobatkan mendapatkan penghargaan ini. Saya sangat berterima kasih kepada Pemerintah Gianyar atas apresiasi yang diberikan,” terang Agus Teja Sentosa, seniman asal Junjungan, Ubud.
Baginya, dengan atau tanpa penghargaan sekalipun dirinya akan terus berkarya, mendedikasikan hidupnya untuk seni.
“Bagi saya dengan penghargaan atau tanpa penghargaan sekalipun, saya tetap berkarya karena hidup saya memang di sini, saya sampai saat ini totalitas saya adalah sebagai seorang musisi. Disamping itu, saya juga membuat alat musik tiup untuk saya pergunakan,” ujar pria yang akrab disapa Gus Teja tersebut.
Meski tetap berkarya tanpa menunggu penghargaan, musisi kelahiran 20 April 43 tahun lalu itu mengaku memiliki semangat baru saat menerima Wija Kusuma.
“Tapi kalau boleh jujur, saya bilang Wija Kusuma memberikan semangat tambahan kepada diri saya, saya merasa bangga diapresiasi oleh pemerintah. Itu adalah hal yang sangat luar biasa bagi saya sebagai seorang seniman dan tentunya ini akan menjadi sebuah motivasi bagi saya untuk berkarya lebih baik ke depannya,” lanjutnya.
Gus Teja juga meminta pemerintah memberikan wadah khusus bagi anak muda menampilkan karya mereka. Ia berharap, pemerintah rutin menggelar pertunjukan untuk talenta muda Gianyar agar mereka memiliki panggung untuk berekspresi.
Melalui Gus Teja World Music, Gus Teja bukan sekadar tampil di panggung, tetapi juga menjembatani Timur dan Barat, tradisi dan modernitas. Suara suling Bali dipadukan dengan gamelan, gitar, bass, dan musik dunia lainnya, melahirkan harmoni lintas budaya yang tetap berpijak pada akar lokal.
Begitu pula dengan I Wayan Balawan, musisi asal Desa Batuan, Sukawati, Gianyar. Sejak kecil akrab dengan gamelan, Balawan juga terpikat suara gitar listrik. Mulai bermain gitar sejak usia delapan tahun, Balawan membentuk band pertamanya saat SD. Musik bukan sekadar hiburan baginya, melainkan panggilan hidup.
Penampilannya di atas panggung dengan jemari menari di gitar berleher ganda menciptakan melodi khas. Di balik kecepatan jarinya, tersimpan akar budaya Bali yang tetap terasa melalui instrumen modern.
Bupati Gianyar, I Made Mahayastra mengatakan, penghargaan ini sebagai wujud apresiasi Pemerintah Kabupaten Gianyar kepada para seniman yang berjasa melestarikan seni budaya Bali secara konsisten.
Editor: Redaksi
Reporter: Humas Gianyar