search
light_mode dark_mode
Desa Adat Bali Jadi Garda Depan Hadapi Perubahan Iklim

Selasa, 26 Agustus 2025, 00:04 WITA Follow
image

bbn/dok beritabali/Desa Adat Bali Jadi Garda Depan Hadapi Perubahan Iklim.

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Peran desa adat Bali kembali menjadi sorotan dalam menghadapi tantangan perubahan iklim.

Sekda Provinsi Bali, Dewa Made Indra, menegaskan bahwa nilai-nilai tradisi Bali sejatinya telah lama mempraktikkan strategi adaptasi dan mitigasi iklim, bahkan jauh sebelum istilah itu populer digunakan.

“Kalau kita tarik jauh ke belakang, desa adat kita sudah memiliki konsep menjaga keseimbangan. Tri Hita Karana harmoni antara Tuhan, manusia, dan alam sesungguhnya sudah merupakan bagian dari adaptasi dan mitigasi iklim,” ujar Dewa Indra saat berbicara dalam forum di Sanur, Kota Denpasar, Senin (25/8/2025).

Menurutnya, kearifan lokal masyarakat adat terbukti sangat adaptif. Dalam praktik pertanian misalnya, pola tanam, pengelolaan air, hingga penentuan musim tanam selalu mempertimbangkan kondisi iklim.

“Mereka tahu dari mana sumber airnya, kapan menanam, dan bagaimana menjaganya. Itu semua bagian dari strategi menghadapi perubahan iklim,” jelasnya.

Dewa Indra juga menyoroti kesamaan antara Bali dan Sumatra Barat, yang sama-sama memiliki basis masyarakat adat kuat desa adat di Bali dan nagari di Sumbar.

Sebanyak 81 persen nagari berada di kawasan hutan, sehingga peran mereka sangat penting dalam menjaga hutan sebagai paru-paru bumi.

“Bukankah substansi pengendalian emisi adalah menjaga hutan agar produksi oksigennya lebih tinggi dari karbon? Kalau hutan lestari, maka kita sudah berada di jalur yang benar,” tegasnya.

Selain penguatan peran desa adat, Bali juga terus mengembangkan energi bersih. PLN didorong mengganti pembangkit berbahan solar menjadi gas LPG dan energi surya. Bahkan, bangunan-bangunan diwajibkan menggunakan solar cell.

Di sektor transportasi, kampanye kendaraan listrik juga semakin masif. “Forkompinda Bali sudah semua menggunakan kendaraan listrik. Bahkan, di Pemda setiap hari Jumat wajib menggunakan kendaraan listrik. Tinggal bagaimana kita dorong desa adat ikut terlibat,” kata Dewa Indra.

Dirinya menambahkan, kolaborasi Bali dan Sumatra Barat adalah contoh konkret bahwa masyarakat adat bukan hanya warisan budaya, tetapi juga benteng utama dalam menjaga bumi dari krisis iklim global.

Editor: Redaksi

Reporter: bbn/aga



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami