BI Was-Was Resesi Global Kembali Hantam Bali
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DENPASAR.
Deputi Kepala Perwakilan Wilayah Bank Indonesia (KPW BI) Bali Gusti Agung Diah Utari mengaku khawatir resesi ekonomi global menghantam kembali pertumbuhan ekonomi Bali. Ia menjelaskan perekonomian bali mayoritas ditopang oleh sektor pariwisata. Menurut Diah, resesi global bisa mengurangi jumlah wisatawan yang datang ke Pulau Dewata.
"Pemulihan ekonomi Bali sebagaimana pemulihan ekonomi nasional dan global menghadapi tantangan ke depan, dari sisi perlambatan ekonomi global dan peningkatan inflasi, ketidakpastian di pasar keuangan. Ini berpotensi mempengaruhi potensi kedatangan wisatawan nusantara dan mancanegara dalam negeri" ungkapnya di Ubud, Bali, Sabtu (1/10).
Saat ini, laju inflasi Bali pada Agustus tercatat 6,38 persen, tertinggi ke enam secara nasional. Oleh karena itu, kata Diah, pihaknya selalu berkolaborasi dan bersinergi bersama pemerintah daerah untuk melakukan berbagai upaya demi mengendalikan inflasi.
"Kami kerja sama untuk gerakan nasional inflasi pangan. Pengendalian tersebut dilakukan dengan pemda dengan membagikan 77 ribu bibit cabai ke seluruh kabupaten/kota. Kami dorong kerja sama antar daerah fasilitasi daerah surplus dan minus," tutur Diah.
Lebih lanjut, ia menuturkan perekonomian Bali saat ini tengah bergeliat pasca dihantam pandemi Covid-19 dua tahun belakangan. Hal itu tercermin dari pertumbuhan ekonomi yang mencapai 3,04 persen secara tahunan (year on year/yoy) pada kuartal II 2022.
Angka tersebut naik jika dibandingkan dengan kuartal sebelumnya yang hanya 1,46 persen yoy. Menurut Diah, pertumbuhan ini didorong oleh meningkatnya pariwisata setelah ada pelonggaran protokol kesehatan terhadap pelaku perjalanan luar dan dalam negeri.
Ia menyebut saat ini sudah ada 86 negara yang diizinkan masuk ke Bali. Selain itu, direct flight atau penerbangan langsung menuju Bali pun sudah mencapai 25 penerbangan.
"Semula kami pikir nggak sampai 20 (penerbangan) yang buka ternyata di atas spekulasi kami, di atas 25 (penerbangan). Ini memberikan harapan baru wisatawan yang kembali tumbuh tinggi," kata Diah.
Ia menambahkan pada September 2022 jumlah kedatangan wisatawan dari luar negeri telah mencapai 1,1 juta orang. Sedangkan, kedatangan wisatawan dalam negeri 2,7 juta orang.
"Dengan pulih dan bangkit ekonomi Bali, sistem sektor keuangan mulai pulih, kredit mulai pulih meski tingkat risiko pembiayaan cukup tinggi yang tercermin loan at risk tinggi. Kemudian, sisi pembayaran meningkat indikator sistem pembayaran," imbuh Diah.
Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani memastikan ekonomi global akan terjerembab ke jurang resesi pada tahun depan. Ia mengatakan resesi dipicu oleh satu faktor, kebijakan sejumlah bank sentral dunia yang agresif menaikkan bunga acuan demi meredam lonjakan inflasi. Sri Mulyani menyebut kebijakan itu pasti akan menekan pertumbuhan ekonomi.
Alhasil, resesi kian susah untuk dihindari. "Kenaikan suku bunga cukup ekstrem bersama-sama, maka dunia pasti resesi pada 2023," ungkap Ani, sapaan akrabnya, dalam konferensi pers.
Berdasarkan catatan Ani, suku bunga acuan bank sentral Inggris sudah naik 200 basis poin selama 2022. Begitu pula dengan Amerika Serikat (AS) yang sudah naik 300 bps sejak awal tahun.
"(Bunga acuan) AS sudah 3,25 persen, sudah naik 300 bps, ini terutama karena rapat September ini mereka menaikkan lagi dengan 75 bps. Ini merespons inflasi AS 8,3 persen," ungkapnya.(sumber: cnnindonesia.com)
Editor: Putra Setiawan
Reporter: bbn/net