Puluhan Tuna Netra Ujian Akupressure
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DENPASAR.
Sekitar 40 orang penyandang cacat tuna netra di Kota Denpasar mengikuti ujian teknik pijat Akupressure. 40 peserta yang mengikuti ujian ini merupakan perwakilan kelompok bersama (kube) dari 10 kube tuna netra yang ada di Kota Denpasar.
Hal tersebut disampaikan Kasi Pelayanan pada Dinas Sosial Kota Denpasar Drs. I Ketut Likub, M.Si di sela-sela menghadiri ujian para tuna netra, Sabtu (17/11).
Lebih lanjut Ia mengatakan, pelatihan ini telah berlangsung selama 12 hari. Selama pelatihan para peserta mendapat pendidikan teori dan praktek. Hari ini merupakan evaluasi bagi para peserta, sejauh mana kemampuan mereka menyerap pelajaran yang diberikan oleh instruktur,ujar Ketut Likub.
Mengingat para peserta pelatihan penghasilannya dari memijat, maka usai pelatihan, para peserta selain mendapatkan sertifikat juga mendapatkan bingkisan sembako. Bingkisan sembako itu meliputi beras 25 kg, minyak goreng 3 botol, susu 400 gr 2 kota, gula pasir dan mie 4 dus.
Ini merupakan salah satu bentuk perhatian Pemerintah Kota Denpasar terhadap para penyandang cacat khususnya tuna netra. Diharapkan melalui pelatihan Akupressure ini nantinya dapat membantu para tuna netra meningkatkan kemampuan dan keahliannya dalam memijat, tambah Ketut Likub.
Sementara instruktur Akupressure, Nariko Laksono mengatakan bangga terhadap kemauan para penyandang cacat untuk mempelajari pijat Akupressure. Hal ini dibuktikan daya serap mereka cukup bagus. Sekitar 75% meteri yang diberikan baik praktek maupun teori bisa diserap peserta. Walapun ada 2 sampai 3 orang benar-benar menguasai teori sampai seratus persen,ujar Laksono.
Ia menambahkan, pelatihan pijat Akupressure biasanya untuk orang normal dilakukan selama satu bulan penuh baru pelajarannya bisa diterima. Sedangkan untuk penyandang cacat tuna netra dalam 12 hari sudah bisa menyerap 75 % materi. Ini menunjukkan kemauan yang luar biasa dari peserta, tambah Laksono.
Sementara salah seorang peserta, I Nyoman Bawa mengatakan saat pelatihan telah diberikan materi teori dan praktek. Menurutnya menghadapi ujian ini dia telah berusaha belajar dengan baik agar bisa lulus. Selama ini, sebelum memperlajari pijat Akupressure Ia mengakui hanya melakukan pijat Sport yang sebagian besar disenangi masyarakat.
Hal senada disampaikan peserta lainnya Made Sukawijaya, sebelum mengikuti pelatihan Akupressure yang hanya melakukan pijat Sport. Setiap harinya yang datang pijat mencapai 2-3 orang. Dari hasil pijat ini kita bisa menghidupi keluarga, ujarnya.
Reporter: bbn/ctg