search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Hingga Kini, Listrik di Bali Masih Berstatus ˜Siaga
Selasa, 8 Januari 2008, 17:50 WITA Follow
image

image.google.com

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Ketersediaan listrik di Bali hingga saat ini masih berstatus ‘siaga’, dalam artian belum sepenuhnya aman. Pasalnya, pengganti cadangan sebesar 130 MW (Mega Watt) yang ada di pembangklit Gilimanuk belum begitu mencukupi.

“Jadi, hingga saat ini kelistrikan di Bali masih dalam status siaga,” kata Humas PT PLN Distribusi Bali, Redika menjawab pers di Denpasar, Selasa (8/1). Status siaga ini sudah berlangsung sejak tahun 2004.


Menurut Redika, kelistrikan di Bali baru akan aman pada 2010 mendatang, ketika saat itu pembangkit PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap) di Celukan Bawang, Buleleng sudah bisa beroperasi. Pembangkit ini direncanakan memproduksi 3x130 MW.

Selain itu, di Kecamatan Kubu Karangasem juga akan dibangun PLTU berkapasitas 2x100 MW. Dua PLTU ini merupakan bagian dari program nasional yang menargetkan tambahan 10.000 MW listrik bertenaga batubara.

Redika menjelaskan, saat ini Bali memiliki tenaga listrik 562 MW, dengan rincian pasokan dari Jawa 200 MW, 152 MW dari pembangkit di Pesanggaran, 130 MW di Gilimanuk, dan 80 MW dari Pemaron Buleleng.

 



Beban puncak di Bali selama ini rata-rata diatas 400 MW. Beban puncak tertinggi yang pernah dicapai yakni, pada 26 November 2007, yang mencapai 455 MW.



Angka ini melampaui beban puncak saat berlangsungnya acara UNFCCC di Nusa Dua, yang mencapai 454 MW. Dan juga jauh melampaui konsumsi listrik pada momen pergantian tahun baru 2008 yang mencapai 430 MW. (sss)

Reporter: bbn/ctg



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami