Akun
user@gmail.com

Beritabali ID: 738173817


Langganan
logo
Beritabali Premium Tidak Aktif

Nikmati akses penuh ke semua artikel dengan Beritabali Premium

Aktif sampai 23 Desember 2025


New York, USA (HQ)

750 Sing Sing Rd, Horseheads, NY, 14845

Call: 469-537-2410 (Toll-free)

hello@blogzine.com
Minta Cerai, Suami Aniaya Istri

Banyuatis

Kamis, 24 Januari 2008, 07:45 WITA Follow
image

image.google.com

IKUTI BERITABALI.COM DI GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, BULELENG.

Lantaran meminta cerai dan tidak mendapat respon dari istrinya, seorang suami dari Dusun Selat, Desa Anturan Kecamatan Buleleng kabur dari rumahnya ke rumah sang kakak di Desa Banyuatis, namun saat dijemput, malah sang istri dianiaya. 

Kadek Budi (23) warga Dusun Selat, Desa Anturan, Kamis (24/1) melaporkan ulah suaminya, Komang Sutawan (23) ke Mapolsektif Banjar, pasalnya sang suami telah melakukan penganiayaan terhadap dirinya di Dusun Kaja, Desa Banyuatis Kecamatan Banjar saat membujuk sang suami untuk pulang ke rumah dan menanyakan alasan ingin bercerai.


Perwira Humas Polres Buleleng, Kompol. Khaidar Latief mengungkapkan, peristiwa yang terjadi bertepatan dengan Hari Raya Galungan itu berawal saat suami korban tidak pulang ke rumah, kemudian dijemput oleh korban, namun saat bertemu di rumah kakak pelaku di Desa Banyuatis justru dianiaya.

 



“Saat korban Kadek Budi menanyakan kenapa tidak pulang ke rumah dan meminta cerai, pelaku Komang Sutawan menjawab dengan memukul punggung dan lengan atas sehingga mengalami luka memar dan cakar,” papar Khaidar Latief.Kasus kekerasan rumah tangga tersebut menurut rencana akan dilimpahkan penangganannya ke Unit Pelayanan Perempuan dan Anak, PPA Sat Reskrim Polres Buleleng dan untuk sementara Unit Reskrim Polsektif Banjar baru memeriksa korban. (sas)

logo

Berlangganan BeritaBali
untuk membaca cerita lengkapnya

Lanjutkan

Reporter: bbn/ctg



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami