Tajen, Judi Togel, dan Premanisme Akan Disikat
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DENPASAR.
Dinobatkannya Kapolda Irjen. Pol. Drs. Teuku Asikin Husein, menggantikan Irjen. Pol. Drs. Paulus Purwoko MDA, tidak membuat judi tajen dan judi togel leluasa beroperasi. Kapolda asal Aceh ini tetap berkomitmen memberantas judi tanpa pandang bulu. Penegasan ini disampaikannya, kepada wartawan dalam pertemuan yang diprakarsai Bid Humas Polda Bali, Selasa (20/5). Kapolda mengaku senang bertugas di Bali. Mantan Gubernur Akpol ini menuturkan, tak hanya kali ini berada di Bali, tapi sudah sering menyangkut penugasannya dari mabes Polri. Mantan Kapolda Sulawesi Utara ini menyebutkan, secara teknis belum bisa menjabarkan secara rinci, apa yang akan dilakukannya sebagai Kapolda Bali.
Tapi pada intinya, mantan Wakapolda NAD (tahun 1999 - tahun 2000) memaparkan, tugas polisi hanya satu, mengamankan keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas). Apabila kamtibmas sudah terjaga dengan baik, otomatis masyarakat Bali turut bekerja dengan baik. Pulau Bali, menurutnya, memiliki nilai historis yang tinggi. Dengan kultur yang berbeda, serta letak geografis yang sangat diidamkan turis mancanegara. "Kenapa turis ke Bali ? Karena tradisinya. Ini yang harus kita jaga, jangan sampai ritualnya disisipi dengan hal-hal lain," terangnya.
Jenderal bintang dua ini mengemukakan, kasus yang mendera di Bali, sama dengan kasus yang terjadi di luar Bali. Umumnya kasus premanisme, judi, sengketa tanah dan kasus lainnya. "Yang jelas di Bali, dalam menangani kasus tanah haruslah menggunakan pendekatan hukum dan adat istiadat," sergahnya. Dikatakannya, kendati dia belum sepenuhnya menguasai kondisi Bali, tapi dari paparan yang diterimanya dari Irjen Pol Paulus sudah lebih dari cukup. Khusus judi tajen, Kapolda mengklaim akan menyambung komitmen yang diterapkan Irjen Paulus, dalam pemberantasan judi tajen. "Disamping judi tajen, judi togel dan lainnya tetap diberantas," ungkapnya.
Ia mempersilahkan masyarakat mengadakan upacara tabuh rah. Ritual, menurutnya haruslah terlindungi dengan baik, karena sudah tradisi masyarakat. Asalkan ritual tidak melebihi batas dan melanggar undang-undang. "Setahu saya, itu (tabuh rah) sampai tiga ronde. Kalau sampai berhari-hari dan berminggu-minggu itu patut dicurigai. Apalagi disisipi dengan perjudian, kami akan sikat," tegas mantan Wakabag Intelkam Mabes Polri (tahun 2005-tahun 2006) ini. Masalah premanisme, jenderal bertubuh tinggi gempal ini menyampaikan pihak kepolisian akan terus memberantas aksi-aksi premanisme di Bali.
Reporter: bbn/sin