search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Sanghyang Jaran Kerauhan
Senin, 20 Oktober 2008, 18:43 WITA Follow
image

Beritabali.com

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, BADUNG.

Hari ketiga Even Kuta Karnival (KK) ke-6, mempersembahkan tarian Kecak dari Sanggar Cak Apuan Sari Singapadu Gianyar, dengan lakon cerita yang dibawakan mengambil epos Ramayana.

Dalam waktu 2 jam pementasan adegan kolosal disaksikan ratusan turis di Pantai Kuta Senin (20/10). Persembahan seni tari kecak yang telah dikenal luas adalah salah satu khasanah budaya yang adi luhung yang dimiliki Bali.



Ada yang menarik dalam pementasan tarian kecak, dengan kehadiran sanghyang jaran yang mengalami kerauhan disuguhkan secara apik oleh seorang penari. Tarian ini dimasuki roh sehingga tidak sadarkan diri. Ia mengamuk memadamkan baranya api. Sedikitpun tidak ada luka dari sang penari.

Konsentrasi pementasan mengundang perhatian ratusan turis asing maupun domestic yang memadati pantai berpasir itu. Sunset Kuta membuat pementasan tersebut makin menarik. Wisatawan yang hadir tidak mau menyia-nyiakan kesempatan tersebut untuk mengabadikan momen langka tersebut.



Beberapa orang juga meminta para penari kecak untuk berfoto bersama. Koordinator Sanggar Apuan Sari Singapadu Gianyar I Wayan Meja mengatakan kisah tarian sanghyang jaran adalah salah satu tarian sakral yang dikeramatkan orang Bali.

Cerita sendiri diambil dari epos Ramayana, dimana ketika Alengka diserang sang hanoman dan membakar seluruh istana, salah satu sang maha patih berubah menjadi sanghyang jaran.



“Perubahan wujud inilah yang menjadi musuh hanoman untuk memadamkan api,“ kata Meja. Dikatakan di Bali sendiri Sanghyang Jaran sangat disakralkan, tidak sembarangan ditarikan pada tempat umum. Biasanya sekeha Cak melibatkan 50 hingga 100 orang, mereka hanya menggunakan suara membentuk satu nada yang menyerupai seperangkat gambelan.

Katrine seorang wisatawan berasal dari Rusia mengungkapkan kekagumannya terhadap pementasan tarian Sanghyang di Bali. Ia benar-benar surprise dan senang bisa menyaksikan tarian yang memadukan kekuatan mistis dengan tarian. “Saya tidak mengerti ada manusia menginjak api yang membara namun tidak terbakar,” ungkapnya kagum. (ctg/*)

Reporter: bbn/rob



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami