search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Pemilik PT. HBT Tuding Bau Dari Usaha Warga
Selasa, 6 Januari 2009, 17:01 WITA Follow
image

Beritabali.com

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, JEMBRANA.

Sementara itu, pemilik pabrik pengolahan ikan PT. HBT, Tan Hendra Birawa, Selasa (6/1) membantah kalau bau menyengat yang dikeluhkan warga berasal dari limbah yang dihasilkan oleh pabriknya.

Menurutnya, bau menyengat tersebut ditimbulkan oleh usaha warga yang mengais rejeki dari pengolahan limbah yang dihasilkan oleh pabriknya. "Banyak warga yang mencari sisa-sisa limbah yang masih bisa dimanfaatkan untuk bahan baku tepung dan minyak ikan. Bau menyengat muncul saat sisa-sisa limbah tersebut mereka jemur dengan peralatan seadanya," terangnya.

Hendra juga membantah kalau limbah yang dihasilkan pabriknya itu mengandung bahan-bahan yang berbahaya karena dirinya sudah melakukan uji sampel limbah yang dihasilkannya. "Semua bahan-bahan berbahaya kadarnya hampir nol sehingga saya berani simpulkan kalau limbah pabrik saya tidak berbahaya," katanya seraya menyodorkan copy hasil uji sampel limbah yang dilakukan oleh sebuah perusahaan surveyor beralamat di Surabaya pada 26 September 2008 lalu.

Terkait genangan limbah tersebut, Hendra mengakui kalau sebagian genangan tersebut memang dihasilkan oleh pabriknya. "Tapi tidak semua karena kalau malam seringkali saya melihat orang yang ikut membuang limbah di genangan tersebut," kelitnya.

Hendra juga memaparkan kalau pihaknya sudah berupaya untuk mengatasi genangan limbah tersebut dengan membuat gorong-gorong sepanjang 120 meter untuk mengalirkan genangan limbah tersebut ke laut. "Saya sudah bikin gorong-gorong dari buis sepanjang 120 meter. Karena gorong-gorong tersebut belum kering, rencananya nanti sore genangan limbah tersebut saya alirkan ke laut," ujarnya. 

Menurut Hendra, setelah limbah yang menggenang tersebut dialirkan ke laut, diperlukan alat berat untuk membantu pengurugan lubang tempat limbah tersebut menggenang. "Kalau sudah diratakan, genangan limbah itu sudah pasti tidak ada lagi," tandasnya. (dey)

Reporter: bbn/dey



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami