search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Ditinggal Suami, Muncul Gondok Dan Kebutaan
Rabu, 13 Januari 2010, 15:04 WITA Follow
image

Beritabali.com

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, JEMBRANA.

Sejak sepuluh tahun yang lalu, Sayu Putu Nayas (65) mulai dilanda berbagai penyakit. Sepeninggal suaminya sepuluh tahun lalu, warga Dusun Pengajaran, Berangbang, Negara mulai terbelit penyakit gondok lalu kebutaan pada mata kirinya. 

Untuk mengisi hari tuanya, janda lima orang anak yang tinggal di salah satu kerabatnya, Sayu Kade Suerni (55) mengandalkan hidup sehari-harinya dengan berjualan canang dengan penghasilan Rp. 10 ribu perhari.

Ketika ditemui, Rabu (13/1), Nayas mengaku pasrah dengan penyakit yang didapnya lantaran kesulitan ekonomi membuatnya tidak mampu berbuat banyak untuk mengobati penyakitnya itu. Selain mengidap gondok dan Nayas juga mengalami kebutaan pada mata kirinya dan mengalami kesulitan pendengaran.

Pembengkakan di leher itu mulai muncul ketika suami saya meninggal sepuluh tahun lalu. Awalnya hanya benjolan kecil saja dan tidak saya hiraukan karena tidak sakit, terangnya. Namun lama kelamaan benjolan itu makin membesar dan hingga kini sudah seukuran buah kelapa gading (kelapa yang berwarna kuning).

Karena benjolan ini saya jadi sulit menoleh dan berbicara. Kalau lagi kumat sakitnya bukan main, katanya perlahan. Untuk mengobati, Nayas mengaku kesulitan karena kondisi ekonominya yang pas-pasan. Apa yang saya pakai untuk berobat, untuk makan saja saya sudah susah. Anak saya juga tidak ada yang punya kerjaan tetap, ucapnya.

Nayas mengaku sudah sering diantarkan ke dokter oleh anaknya Nurah Rediama (27) karena Nayas mengantongi kartu JKJ dan termasuk KK Miskin. Belum sembuh penyakit gondoknya itu, secara perlahan mata kirinya mengalami kebutaan. Kini Nayas hanya mampu melihat dengan mata kanan saja.

Awalnya mata kiri saya terasa perih dan mengeluarkan air lama-kelamaan kabur dan hingga sekarang malah saya tidak bisa melihat,katanya. Berbagai model pengobatan baik medis maupun tradisional pernah dijalani Nayas namun tidak juga membuahkan hasil. Untuk mengobati penyakit yang dideritanya, Nayas mengaku sangat membutuhkan uluran tangan dari para dermawan.

Saya sangai ingin sembuh tapi saya tidak punya biaya untuk berobat. Kalau ada yang bersedia membantu saya, akan saya terima, akunya. 

Reporter: bbn/ctg



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami