search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Edukasi Kopi Luwak dan Rempah Untuk Turis
Rabu, 10 Agustus 2011, 18:08 WITA Follow
image

beritabali.com images

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, BADUNG.

Dari profesi guide atau pramuwisata bagi turis berbahasa Inggris (British), Ketut Pramana banting setir membuka usaha agrowisata di kampungnya. Tak sekadar menjual kopi luwak dan aneka rempah-rempah khas Bali, ia juga memberi edukasi kepada para wisatawan atau turis yang datang berkunjung.

"Selain bisa melihat aneka jenis tanaman pertanian, di tempat wisata agro yang saya buka ini, para wisatawan juga mendapat penjelasan tentang berbagai jenis rempah-rempah yang ada di Bali. Para wisatawan juga mendapat penjelasan mengenai manfaat aneka rempah-rempah terutama bagi kesehatan manusia," jelas pria yang akrab dipanggil Gogong, belum lama ini.

Obyek wisata agro milik Ketut Gogong ini terletak di wilayah dusun Pakuaji, Desa Gulingan, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung. Wisata agro ini mudah dijangkau karena terletak di timur obyek wisata Taman Ayun Mengwi.

Memasuki obyek wisata agro ini, para wisatawan akan disambut pemandangan perkebunan yang masih alami. Selama menyusuri kawasan wisata ini, wisatawan bisa melihat langsung dari dekat berbagai jenis tanaman pertanian mulai coklat, kayu manis, hingga tanaman kopi.

"Yang paling dicari wisatawan saat berkunjung ke tempat ini adalah kopi luwak. Di tempat ini, Wisatawan bisa mendapat penjelasan dan melihat langsung proses pembuatan kopi luwak, mulai bahan kopi dari kotoran luwak, proses mengolah kopi luwak, hingga mencobanya dalam secangkir gelas kecil," jelasnya.

Secangkir kopi luwak di tempat ini bisa dinikmati wisatawan dengan membayar Rp 50 ribu hingga Rp. 100 sesuai ukuran cangkir.

"Selain dinikmati di tengah kebun yang asri, wisatawan juga bisa membawa pulang kopi luwak sebagai oleh-oleh dengan membayar Rp. 300 ribu untuk satu bungkus berisi 100 gram," ujarnya.

Lalu apa motivasi Ketut Gogong membuka usaha agrowisata dan meninggalkan profesi guide atau pramuwisata yang sudah digelutinya selama belasan tahun ?

"Saya hanya ingin mencoba suatu hal yang baru, dalam hal ini bisnis usaha agrowisata. Di Bali prospeknya masih cukup cerah. Disamping itu saya bisa menggunakan pengalaman saya sekian tahun di dunia travel untuk menjaring wisatawan agar datang berkunjung ke sini," jelas pria humoris ini.

 



Apa yang sudah dilakukan Ketut Gogong Pramana kini sudah mulai membuahkan hasil. Kebun agrowisata miliknya setiap hari selalu dikunjungi wisatawan terutama wisatawan asing yang ingin mencoba kopi luwak. Beberapa pejabat dan mantan pejabat dari Jakarta juga sudah pernah mampir ke kebun agrowisata miliknya. 
 

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami