search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Gubernur Pastika Minta Stop Geothermal
Selasa, 27 Desember 2011, 18:47 WITA Follow
image

google.com/Ilustrasi

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Beritabali.com, Renon. Gubernur Bali Made Mangku Pastika meminta agar rencana pembangunan pembangkit listrik tenaga panas bumi atau geothermal di Bedugul Tabanan Bali dihentikan. Alasannya, proyek geothermal sulit dilaksanakan baik dari kajian teknis maupun dari kajian sosial budaya.

Hal ini disampaikan Pastika saat berdialog dengan wartawan di ruang pers, kantor Gubernur Bali, kawasan Renon Denpasar, hari ini (27/12/2011).

"Dengan ini saya berketetapan secara resmi kita hentikan saja rencana pembangunan geothermal Bedugul itu, bukan dihentikan dulu, tapi kita hentikan saja. Dengan demikian tidak perlu lagi muncul polemik," ujarnya.

Pastika menyatakan sudah berbicara dengan ahli kehutanan, serta Badan Lingkungan Hidup (BLH) Bali. Hasilnya rencana pembangunan geothermal di Bedugul memang sulit diwujudkan di Bali, baik secara teknis maupun dari pertimbangan aspek sosial dan budaya.

"Secara teknis memang sulit untuk diwujudkan. Jadi disini tidak ada pertimbangan politis,"ujar Pastika.

Pastika menjelaskan, hingga saat ini tidak ada jaminan akan ada kandungan panas bumi di Bedugul, yang bisa menghasilkan energi panas bumi yang besar untuk listrik.

"Siapa yang bisa menjamin di perut bumi ada panas bumi yang besar? Karena setelah dibor di 3 titik, tidak ada energi yang sesuai dengan harapan. Jika satu titik pengeboran saja bisa menghabiskan 4 hektar hutan, berapa hutan yang akan habis dibabat untuk dibor? Bisa-bisa hutan dekat Gunung Batukaru juga habis dibabat untuk keperluan mencari sumber panas bumi. Belum ada yang bisa menjamin di bagian mana letak potensi panas bumi itu berada,"papar Pastika.

Mangku Pastika menambahkan, sebelum wacana pembangunan pembangkit listrik panas bumi atau geothermal Bedugul kembali dimunculkan Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Jero Wacik, pihak Pemprov Bali sudah dua kali mengeluarkan rekomendasi untuk menolak proyek geothermal, yakni di era Gubernur Dewa Beratha dan satu kali di Era Mangku Pastika.

"Pak Dewa Beratha sudah menolak, saya juga menolak, jadi lebih baik distop saja,"tegasnya.

Dengan dihentikannya rencana pembangunan geothermal Bedugul, Pastika berharap agar proyek pembangkit tenaga listrik lainnya bisa segera diselesaikan seperti proyek listrik "Bali Crossing" dan penambahan kabel bawah laut dari Jawa ke Bali.  

"Mudah-mudahan Bali Crossing tidak ada masalah. Jika selesai dikerjakan, "Bali Crossing" akan mampu mensuplai listrik sebesar 3200 megawatt. Jika ditambah yang sudah ada sekarang, itu (pasokan listrik) akan cukup sampai tahun 2025 untuk pengembangan Bali ke depan,"ujar Pastika. (dev)

Reporter: bbn/ctg



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami