search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Datang Tahun 1952, Jumlah Warga Bali Kini 1,1 Juta
Sabtu, 10 November 2012, 06:08 WITA Follow
image

beritabali.com

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, NASIONAL.

Sejarah keberadaan warga Bali di Propinsi Lampung dimulai sejak tahun 1950-an. Sukses yang diraih warga asal Bali di Lampung saat ini, telah melalui proses panjang dan banyak ujian. Berikut laporannya.

Lampung di tahun 1950-an masih merupakan sebuah Keresidenan yang tergabung dengan Provinsi Sumatera Selatan. Provinsi  yang memiliki luas 35.376,50 km² ini baru lahir pada tanggal 18 Maret 1964.

Keberadaan warga Bali di Propinsi Lampung dimulai pada tahun 1952. Saat itu gelombang pertama transmigran asal Bali tiba di 'tanah harapan' ini lewat Pelabuhan Panjang Lampung. Gelombang pertama transmigran asal Bali ini berasal dari beberapa Kabupaten di Bali seperti Tabanan, Karangasem, dan Klungkung. Transmigran Bali yang datang pada tahun 1952 ini kemudian menempati wilayah Seputih Raman di Lampung Tengah. Oleh pemerintah Indonesia waktu itu, setiap transmigran asal Bali diberi lahan masing-masing seluas 2 hektar untuk digarap sebagai lahan pertanian.

Di kawasan Seputih Raman, transmigran asal Bali waktu itu menempati beberapa blok, dimana setiap bloknya terdiri dari 400 KK. Blok-blok transmigran asal Bali ini bernama blok Rama Dewa, Rama Gunawan, dan Rama Murti. Lahan seluas 2 hektar yang diberikan kepada transmigran asal Bali waktu itu masih merupakan hutan lebat dengan aneka kehidupan alam liarnya. Untuk membuka lahan baru ini, butuh perjuangan yang amat berat.

"Dulu para orang tua kami harus berjuang untuk membuka lahan pertanian di sana. Masih banyak binatang buas seperti harimau, gajah,ular berbisa, hingga beruang yang ganas. Dulu banyak cerita transmigran yang mati dimangsa binatang buas seperti dimangsa beruang saat sedang menggarap lahan. Belum lagi gangguan nyamuk malaria yang ganas," ujar salah seorang warga Bali yang lahir di Lampung, Wayan Suatra, saat ditemui di Lampung JUmat (9/11/2012).

Di masa-masa awal, warga asal Bali menyambung hidup dengan menanam padi gogo di tengah hutan. Padi yang ditanam di areal sawah baru terwujud pada tahun 1970-an. Pada perkembangan selanjutnya, usaha pertanian warga asal Bali berkembang ke berbagai jenis usaha tani dan perkebunan seperti perkebunan karet dan kelapa sawit.

Setelah gelombang pertama tahun 1952, gelombang kedua transmigran asal Bali datang ke Propinsi Lampung tahun 1963-1964, pasca letusan Gunung Agung di Bali. Gelombang kedua transmigran asal Bali tahun 1963 ini mendiami wilayah Lampung Selatan, termasuk warga Desa Balinuraga yang berkonflik dengan warga lain beberapa waktu ini.

Seperti halnya gelombang pertama, transmigran asal Bali yang datang tahun 1963 ini juga mampu bertahan hidup di tengah kerasnya kondisi alam di belantara Lampung waktu itu. Berkat keuletan serta kegigihannya, mereka bisa bertahan hidup dan sukses menjadi petani di perantauan. Ketua PHDI Lampung, Nengah Maharta menyatakan, transmigran asal Bali di Lampung berasal dari beberapa Kabupaten di Bali seperti Tabanan, Karangasem, dan Klungkung khususnya Nusa Penida dan Lembongan. Awalnya warga Bali hanya ada di 3 kabupaten di Lampung. Kini warga asal Bali sudah tersebar di 14 Kabupaten/Kota di Lampung.

"Jumlah warga Bali terbesar ada di Lampung Tengah, menyusul Lampung Timur dan Selatan. Sementara jumlah total warga asal Bali di Lampung kini mencapai 1,1 juta lebih dan saat ini sudah masuk generasi yang ketiga," jelasnya.

Reporter: bbn/psk



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami