search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Konflik Sumpah Cor IHDN Hari Ini Didamaikan Rektor
Senin, 28 Januari 2013, 07:54 WITA Follow
image

google.com/ilustrasi

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Konflik internal oknum pejabat di lembaga pendidikan Institut Hindu Dharma Negeri (IHDN) Denpasar Bali terus bergulir. Rektor IHDN Prof Made Titib menyatakan akan mempertemukan kedua bawahannya yang berseteru dan saling menantang hendak melakukan sumpah cor.

Titib mengakui perseteruan dua anak buahnya di IHDN Denpasar yakni Made Redana dan Dr Praptini Mpd membuatnya malu. Untuk itu, Titib menyatakan akan memediasi keduanya dalam sebuah pertemuan.

"Akan kita konfrontier untuk didamaikan serta dimediasi. Hari Selasa, kami akan panggil keduanya. Kita akan pertemukan mereka dan kita akan tawarkan untuk berdamai agar sama-sama memaafkan," kata Titib, Senin (28/1/2013).

Terkait sumpah cor yang dibatalkannnya, Titib berpandangan kasus korupsi tanpa dasar dan bukti kuat yang di tuduhkan kepada Dr Praptini oleh Made Redana sebaiknya dibiarkan dan diserahkan kepada Hukum Karmapala.

"Karmapala berjalan, kalau ada yang melakukan kejahatan dia akan kena balasannya. Saya yakin itu dan kami percaya hukum karma," jelasnya.

Terkait mutasi Made Redana yang sebelumnya menjadi Pembantu Rektor I dan kini sudah digeser menjadi dosen biasa, Titib mengaku kampus yang dipimpinnya sedang membutuhkan seorang dosen. Titib menyampaikan, dengan digesernya jabatan Made Redana itu berarti yang bersangkutan tidak bisa masuk lagi dalam jajaran senat.

"Kita butuhkan dia sebagai dosen, dia sangat memahami bidang ini," paparnya. Titib menegaskan, penggantian jabatan itu untuk penyegaran di lingkungan kampus IHDN Denpasar. Meski begitu ia tidak membantah ada beberapa pertimbangan dalam pergeseran jabatan. Penggantian Made Redana, menurutnya sudah dirancang sejak jauh hari sebelumnya.

"Beberapa pejabat pensiun, kemudian pada program S2, S3 banyak yang belum terisi, S1 juga banyak program akreditasi. Jadi itu sudah kami rancang sebelumnya," terangnya.

Dalam mutasi di IHDN Denpasar, ada 16 pejabat IHDN yang digeser. Selain Made Redana yang digeser menjadi dosen biasa dan posisinya digantikan oleh DR Drs Wayan Wastawa mantan mantan Asdir Lektor Kepala. Kemudian PR III, IB Candrawan, diganti oleh Ketut Wisarja mantan PR II. Sedangkan PR II dijabat oleh Dr Praptini yang sebelumnya adalah dosen. Titib mengakui ada beberapa pertimbangan para bawahannya di mutasi seperti prestasi, dedikasi, loyalitas serta prilaku yang terpuji.

"Empat hal ini menjadi pertimbangan kami," tegasnya. Ketika di temu terpisah, Dr Praptini menegaskan dipilihanya dia sebagai PR adalah wewenang pak rektor selaku pimpinan IHDN. Ia tidak meminta maupun mengajukan jabatan itu. Terkait dengan polemiknya dengan Redana pihaknya siap dipertemukan. Soal sumpah cor, Praptini mengaku tetap siap setiap saat.

"Saya siap saja, sumpah cor-nya saya tetap menunggu, dia yang nantang saya, saya terima tantangannya, kalau saya nolak berarti saya seolah-olah terima (dana), jadi untuk menegakkan kebenaran kenapa tidak, saya berani sumpah cor," ungkapnya.

Terkait dengan pertemuan yang direncanakan dimediasi oleh rektor, pihaknya akan menjelaskan semua yang diketahuinya. Namun demikian ada syarat yang harus ditempuh jika ingin minta maaf, kata dia adalah dengan meminta maaf melalui media satu halaman penuh. Jika tidak terpenuhi maka dia siap membawa dalam gugatan hukum terkait pasal fitnah dan pencemaran nama baik.

"Kalau dia minta maaf, saya selaku hamba tuhan saya pertimbangkan. Karena dia yang tuduh saya, dia yang fitnah saya, dia juga yang mencemarkan nama saya," jelasnya. 

Reporter: bbn/rob



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami