search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Barong Ngelawang, Tradisi Yang Kini Kian Merakyat
Rabu, 27 Maret 2013, 19:11 WITA Follow
image

images.google.com/Ilustrasi

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, TABANAN.

Tradisi Barong Ngelawang yang dipentaskan setiap hari raya Galungan dan Kuningan, hingga kini masih tetap dipertahankan.  Kini, tradisi yang sudah turun temurun tersebut semakin kokoh dan menjamur di masyarakat. Bahkan para sekaa (anggotanya) kebanyakan dari anak-anak.

Sekaa barong ngelawang belakangan tumbuh bak jamur di musim hujan. Tak jarang, di salah satu Banjar ada dua sekaa barong ngelawang. Satu sekaa yang dipentaskan  oleh anak-anak muda, satu seka lagi penarinya dibawakan oleh anak-anak sekolah dasar. Keberadaan seka barong ngelawang yang dibawakan oleh anak-anak ini ternyata mampu menumbuhkan kreatifitas anak-anak. Mereka dengan kreatif menciptakan seni tetabuhan dan seni tarian yang akan ditampilkan pada setiap pertunjukan ngelawang.

Sekaa barong ngelawang Banaspati, Banjar Bongan Gede, Desa Bongan, Kecamatan Tabanan  yang semua anggotanya masih anak-anak, tidak saja memenataskan pertunjukan tunggal Barong Ngelawang. Para sekaa-nya menambahkan sosok celuluk  dalam tarian  barong ngelawang. Ngelawang keliling banjar yang digelar Rabu (27/3), menampilkan cerita celuluk yang mengganggu ketenangan barong.

Tarian yang ditampilkan dengan apik serta diiringin gamelan dipadu dengan seruling tersebut sedikit menggelitik. Tampilan yang berdurasi 5 menit dengan ongkos Rp 15 ribu tersebut ternyata mampu menarik perhatian dan menciptakan suasana baru dan tidak monoton.

“Kami sengaja menambahkan sosok celuluk dengan iringan gamelan yang menarik sehingga memberikan warna baru dan tidak terkesan monoton,” jelas Putu Pendi (12) salah satu pentolan Sekaa Barong Bangkung Banaspati.

Ia mengaku penambahan sosok celuluk yang  bercerita tentang pertarungan antara barong bangkung (Dharma) yang melambangkan kebaikan melawan celuluk (Adharma) melambangkan kejahatan, sebagai salah satu upaya  memaknai hari raya Galungan. Dikatakan, selain ngelawang keliling banjar, seka barong bangkung ini juga kerap ngelawang ke luar Tabanan, seperti Kuta, Badung.

“Hasilnya lumayan bisa sampai dapat  1 Juta rupiah, kami bagi dan sebagian untuk perbaikan barong dan peralatan gamelan,” jelasnya. 
 

Reporter: bbn/nod



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami