search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Penggal Pastika, Lebih Kejam dari Teroris dan PKI
Jumat, 28 Februari 2014, 17:18 WITA Follow
image

beritabali.com

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Gubenur Bali Made Mangku Pastika mengaku geram terkait adanya tulisan di spanduk bernada ancaman yang hendak memenggal kepalanya. Tulisan bernada ancaman ini pun segera menuai reaksi di Bali. Ketua DPD Partai Demokrat Bali, Made Mudarta misalnya, mengecam spanduk ancaman penggal kepala Gubernur Pastika ini. Mudarta menyatakan tindakan ini sudah keterlaluan, apalagi gubernur Bali merupakan simbol negara yang dipilih langsung oleh rakyat Bali.

"Ini sudah kelewatan, oknum yang buat ini (spanduk ancaman penggal kepala) lebih kejam dari teroris dan PKI. Teroris dan PKI saja dulu tidak pernah mengancam akan penggal camat, bupati, apalagi gubernur," ujar Mudarta, di Sanur (28/2/2014). Mudarta meminta kepada aparat keamanan agar segera menangkap pembuat spanduk penggal kepala Mangku Pastika. Jika aparat tidak segera bertindak, dikhawatirkan akan terjadi konflik horizontal di Bali.

"Pendukung pak Mangku terutama dari kader demokrat sudah marah dan mau bergerak, tapi kita tahan, kita serahkan ke aparat kepolisian untuk bertindak. Di Bali, ratusan ribu kader Demokrat termasuk 10 ribu satgas Rajawali siap pasang badan untuk pak Mangku Pastika," ujar Mudarta. Mudarta menambahkan, munculnya spanduk penggal kepala Gubernur Pastika ini merupakan suatu gerakan serius dan tidak dilakukan oleh sembarang orang.

"Ini gerakan provokatif yang serius, penggal gubernur, ini serius, tertuang dalam tulisan. Saya yakin ini skenario orang-orang tertentu yang mendesain. Tidak mungkin dilakukan sendiri, nyalinya tidak akan sehebat itu, ini jendral bintang tiga mau diancam. Kepolisian agar mengusut secara tuntas, wajib hukumnya ini harus diperhatikan," ujar Mudarta.

Diberitakan sebelumnya, gubenur Bali Made Mangku Pastika mengaku geram terkait adanya tulisan bernada ancaman yang hendak memenggal kepalanya. Ancaman yang diduga terkait penolakan reklamasi Teluk Benoa itu, dibuat dalam spanduk provokatif di pojok barat kantor gubernur Bali.

Pastika di hadapan awak media menyatakan apa yang dilakukan orang yang membuat spanduk sepanjang 1 x 3 meter itu berisi hujatan, cacian, dan kata-kata tidak pantas hingga ancaman lainnya oleh aktivis Jalak Sidakarya dianggap sudah keterlaluan dan sudah tidak bisa ditolerir lagi.

Reporter: bbn/psk



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami