search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Nyaris Bentrok Saat Ngerupuk, Pegayaman dan Pumahan Sepakat Damai
Kamis, 10 Maret 2016, 19:05 WITA Follow
image

bbn/tha/singaraya.com

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, BULELENG.

Salah paham dan nyaris memicu perselisihan antar anak muda saat malam Pengerupukan antara warga dari Desa Pegayaman dengan warga di Dusun Pumahan Desa Gitgit Kecamatan Sukasada, Kamis (10/3/2016) akhirnya sepakat untuk berdamai di Mapolsek Sukasada.
 
Ini tercapai setelah dilakukan mediasi oleh Muspika Sukasada dipimpin Kapolsek Sukasada, Kompol I Gde Arya Wibawa yang juga dihadiri Camat Sukasada, I Made Dwi Adnyana.
 
Empat poin kesepakatan yang masing-masing ditandatangani Kepala Desa dan tokoh masyarakat dari kedua desa serta mengetahui Muspika Sukasada yang berharap kedua warga di masing-masing desa menyelesaikan masalah yang terjadi secara kekeluargan, namun apabila hal serupa kembali terjadi sepenuhnya akan diserahkan kepada hukum yang berlaku.
 
“Ada empat point kesepahaman yang telah diambil untuk menyelesaika masalah salah paham anak-anak muda saat pengarakan ogoh-ogoh di malam pengerupukan lalu. Inti permasalahannya hanya salah paham saja,” ujar Kapolsek Sukasada Arya Wibawa.
 
Hal senada diungkapkan Camat Sukasada, Dwi Adnyana, dimana permasalahan yang terjadi akibat anak-anak muda ini merasa tersinggung hingga terjadi salah paham, “kesalahpahaman saja sekarang sudah selesai di mediasi oleh muspika, sudah ada pernyataan perdamaian kedua belah pihak,” paparnya.
 
Dua kelompok masyarakat di Desa Pegayaman dan Dusun Pumahan saat malam pengerupukan selasa petang nyaris bentrok, namun dapat digagalkan setelah polisi terjun ke lokasi untuk melakukan pengamanan, bahkan saat Hari Suci Nyepi, polisi tetap melakukan penjagaan di perbatasan kedua wilayah untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.
 
Mencuatnya permasalahan diantara kedua wilayah yang bertetangga itu saat dilakukan pengarakan ogoh-ogoh. Dari informasi yang dikumpulkan menyebutkan, peristiwa yang terjadi selasa malam itu berawal dari salah paham, dimana saat warga Pumahan melakukan pengarakan ogoh-ogoh menegur salah seorang warga pegayaman yang melintas dengan sepeda motor sambil mengeber-geber gas sepeda motor hingga knalpot motor bersuara keras, namun oknum warga pegayaman itu tidak terima dengan teguran yang diberikan sejumlah pemuda dari Pumahan hingga mengabarkan kepada teman-temanya ditegur dan telah dipegang mau dikeroyok. Kontan situasi itu membuat panas diantara kedua kelompok warga.
 
Mediasi yang dilakukan di Mapolsek Sukasada merupakan kelanjutan mediasi yang dilakukan sebelumnya, pasca peristiwa itu terjadi yang langsung dipimpin Kapolres Buleleng, AKBP Harry Haryadi Badjuri bersama Kabag Ops Polres Buleleng, Kompol I Ketut Gelgel.
 
 
Untuk mengantiipasi hal-hal yang diinginkan, sejumpah polisi masih nampak di perbatasan kedua desa tersebut, termasuk mobil patroli dari Polsek Sukasada dan Sat Sabhara Polres Buleleng yang silih berganti melintas untuk memantau kondisi keamanan di wilayah itu. 

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami