search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Bus Pahala Kencana Terjun ke Sungai, Sopir Cadangan Tewas
Minggu, 24 Juli 2016, 20:55 WITA Follow
image

bbn/nod

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, TABANAN.

BeritaBali.com, Tabanan. Bus Pahala Kencana dengan nomor kendaraan D-7897-AJ yang meluncur dari Bandung menuju Benoa Bali, terjun bebas di sungai (tukad) Yeh Otan  Jalur utama Denpasar -  Gilimanuk  Banjar Dinas Bajera Utara, Desa Bajera, Kecamatan Selamadeg, Kabupaten Tabanan.
 
Kecelakaan lalulintas yang terjadi  di jalur tengkorak Minggu dinihari (24/7)  tersebut berakibat fatal.  Sopir cadangan Dindin Saepudin (48 )  alamat Graha Bukit RT II Blok L6/16 RT 003/024 Cilame, Kabuten Bandung, tewas di tempat. Sementara itu sopir bus Toto Sunyoto (63) alamat Jalan Babakan Sari III, No 196 RT 05 RW 15, Kecamatan Kiaca Condong, Bandung, mengalami luka berat. Pun kernet bus Pahala Kencana, Haris Purnama Sidiq (31) mengalami luka berat. Keduanya kini masih dirawat di BRSU Tabanan.
 
Informasi yang berhasil dihimpun menyebutkan, bus naas tersebut  datang dari arah  jurusan  Denpasar menuju Gilimanuk . Saat tiba di TKP ( Tempat Kejadian Perkara), bus yang melintasi turunan tikungan tajam  landai ke kanan sopir tidak bisa menguasai kendaraanya. Bus kemudian oleng ke kanan menabrak pagar pengaman jembatan sebelah utara . Selanjutnya bus jatuh ke sungai sedalam 10 meter. Body bus warna kuning itu  ringsek dengan posisi miring berada di bawah jembatan dasar sungai. Tiga awak bus yang hendak menjemput penumpang ke Madura itu tergencet body bus.
 
Menurut keterangan sopir bus,  Toto Sunyoto (63) kejadian naas ini terjadi sekitar pukul 01.45 dini hari. Saat itu ia baru balik dari Benoa menuju ke Madura. Ketika melintasi jembatan Tukad Yeh Otan tersebut, tiba-tiba ia  tidak bisa menguasi laju kendaranya sehingga menabrak pembatas jembatan. 
 
“Rem kendaraan saya tidak berfungsi dengan baik,” jelas Sunyoto. 
 
Ia menegaskan jika dirinya tidak dalam keadaan mengantuk, pasalnya sejam sebelum kejadian ia dan kedua rekanya sudah istirahat makan di daerah Kerambitan. Ia juga sudah meriksa kendaraanya selama dua kali ketika satu hari sebelumnya baru datang dari Bandung. 
“Sehari sebelumnya saya baru datang dari Bandung antar penumpang ke Benoa Bali. Istirahat sebentar Bos saya telpon lagi disuruh berangkat dari Benoa menuju Madura jemput penumpang. Baru sampai di Bajera saya kena musibah,” jelas Sunyoto yang menggeluti profesi sopir sejak tahun 1996. 
 
Dalam kecelaan itu ia sempat tergencet selama 3 jam. Saat itu suasana dalam keadaan gelap tidak ada yang menolong. "Kaki saya tergencet, sempat berkata tolong-tolong namun tidak ada yang menolong, dan subuh baru saya ditolong warga itupun saya sudah lemas," tambahnya.  
 
Akibat kejadian itu ia mengalami patah ditulang kemaluan, ada jejas (lembab di ulu hati), patah kaki kanan karena tergencet selama 3 jam, luka robek pada lutut kanan serta robek pada bagian dahi sepanjang 3 cm.
 
Hal serupa juga dialami kernet bus Haris Purnama Sidiq (31),  saat itu ia sedang duduk dikursi penumpang bagain satu dalam keadaan tidur. Namun kronologis kejadian ia tidak mengetahui tiba-tiba sudah ada di sungai. "Saya tidak tau, tiba-tiba sudah dibawah dan sudah tidak ingat apa-apa," jelasnya. 
 
Ia mengalami  patah paha kanan yang dinamakan patah terbuka, patah ditulang pinggul, serta ada pula keluhan nyeri di dada dan leher.
 
Korban lainya sopir cadangan bus yang dinyatakan meninggal dunia yakni Dindin Saepudin ( 48) . Korban dinyatakan meninggal karena alami cedera kepala berat. Kepala bagian belakang alami luka robek sepanjang 10 cm, luka kepala bagian atas selebar 7 cm, bagian dahi ada benjolan. 
 
Menurut Dokter BRSU Tabanan  dr. Dendra Purana (31)  korban meninggal dunia diduga saat jatuh dalam keadaan pingsan dan kelelep di air sehingga lambat pertolongan. "Kalau ini kemungkinan kelelep, sebab ia (Dindin) tubuhnya basah kuyup," terang dr Dendra yang menangani ketiga pasien di UGD BRSU Tabanan.
 
Sementara itu polisi menduga, kecelakaan bus tersebut akibat sopir dalam keadaan lelah dan kecapaian. Sehingga tidak bisa mengendalikan kendaraanya. “Untuk sementara dugaan kami sopir bus lelah saat mengemudikan kendaraanya yang mengakibatkan kecelakaan,” jelas Kapolsek Selamadeg AKP Abdus Salim. [bbn/nod/psk] 

Reporter: bbn/psk



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami