Parlemen Israel Loloskan RUU Kurangi Suara Adzan
Jumat, 10 Maret 2017,
19:00 WITA
Follow
IKUTI BERITABALI.COM DI
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DUNIA.
Beritabali.com, Yerusalem. Parlemen Israel meloloskan RUU baru yang meminta masjid-masjid mengecilkan suara Adzan pada saat sholat lima waktu.
Christian Science Monitor mengabarkan Kamis (9/3/2017) RUU baru itu diloloskan oleh Knesset, Parlemen Israel dan akan disahkan setelah proses dengar pendapat di. Versi kedua, mewajibkan seluruh tempat sembahyang dilarang menggunakan pengeras suara mulai pukul 23.00 hingga 07.00 pagi. Dan versi ketiga, menurut BBC, melarang sama sekali penggunaan pengeras suara karena sangat keras dan mengganggu.
[pilihan-redaksi]
Para anggota parlemen warga Arab-Israel menyobek usulan RUU baru itu pada saat debat. Bahkan Ayman Odeh, salah seorang pemimpin partai, dilarang mengikuti debat. RUU yang diloloskan parlemen itu merupakan usulan PM Benyamin Netanyahu November tahun lalu. Waktu itu, Netanyahu mengeluarkan peraturan yang intinya meredam suara berisik yang mengganggu lingkungan.
"Tidak ada maksud untuk menyakiti hati pemeluk keyakinan lain," kata Motti Yogev, ketua Partai Rumah Yahudi yang ikut mensponsori usulan tersebut.
"Yang penting, agar warga dapat beristirahat dengan tenang, baik warga Arab maupun Yahudi," sambung Motti Yogev.
Namun RUU itu dikecam warga Muslim. Ekrima Sabri, bekas Mufti di Yerusalem menyebut peraturan itu sebagai salah satu "Hukum yang paling rasialis dan diskriminatif," katanya.
Ekrima Sabri melanjutkan, warga Palestina di Yerusalem serta kaum Muslim di seluruh dunia akan menentang RUU itu dan minta agar penggunakan pengeras suara tetap diizinkan.
"Adzan mengajak agar umat Muslim sholat adalah ritual Islam yang menjadi bagian dari agama itu selama lebih dari 1.400 tahun," kata Ekrima Sabri waktu itu.
Sekitar 1,6 juta warga Arab-Israel tinggal di Israel dan merupakan bagian dari 4,5 juta warga Palestina yang bukan warga Israel. Warga Arab merupakan seperlima dari penduduk Israel yang jumlahnya 8 juta jiwa. 80% di antaranya beragama Islam. [bbn/idc/wrt]
Reporter: -