search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Serapan Beras Bulog Tabanan Rendah
Rabu, 15 Maret 2017, 10:00 WITA Follow
image

Aktiviitas di gudang Bulog Tabanan. [bbcom]

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, TABANAN.

Beritabali.com, Tabanan. Serapan beras badan urusan logistik (bulog) di Tabanan ternyata masih rendah. Hal itu terungkap ketika tim serapan gabah (sergap) pusat markas besar (Mabes) Angkatan Darat TNI AD melakukan pantauan terhadap sersapan beras bulog di Gedung Bulod Kecamatan Kediri, Tabanan, Selasa (14/3). 
 
[pilihan-redaksi]
Tim Sergab yang dipimpin oleh Kolonel Inf Agus Arif Fadila bersama dengan Kolonel Inf I Made Sudiana, disamping meninjau serapan beras, pihaknya juga meninjau kemana saja beras bulog didistribusikan. Pasalnya, saat ini, TNI juga membantu dalam mewujudkan Swasembada pangan yang merupakan program kerja pemerintah pusat. Namun dalam hal ini, pihaknya mengakui tidak hanya di Tabanan saja serapan beras Bulog sangat rendah. Di kabupaten lain juga sama saja. 
 
"Wajar saja tidak terserap, di Bali hasil beras petani tidak pantas untuk dibawah harga empat ribu perkilogram, karena kualitas berasnya  bagus, " ungkap Arif Fadila.
 
Faktor Bulog tak bisa penuhi daya serap beras, karena Pemerintah Provinsi Bali juga mempunyai program Perpadi yang mana hasil gabah petani dibeli seharga Rp 4.000 per kilogram dipinggir jalan. 
 
Sedangkan Bulog hanya membeli Rp 3.700 perkilogram sesuai dengan HPP (Harga Pembelian Pemerintah). Kemudian ada petani tidak mau jual beras karena dikonsumsi sendiri. Terakhir, petani lebih suka menjual ke tengkudak karena harga yang dibeli lebih mahal dari Bulog.
 
Mengingat di tahun 2017 target serapan bulog lebih besar mencapai 1.700 ton, dibandingkan tahun 2016 hanya memperoleh serapan beras sebesar 303,3  ton dari target 1.280 ton, Bulog dengan Perpadi diharapkan saling bersinergi. Misalnya beras yang kualitas bagus biarkan saja dibeli Perbadi karena berani beli dengan harga mahal, sehingga yang kualitas agak kurang diberikan ke Bulog. 
 
Hal ini bertujuan pada petani yang menghasilkan beras kualitas rendah agar berasnya terbeli sehingga petani tidak beralih profesi ke pekerjaan lain. 
 
"Kayak semacam kerja sama menyeimbangkan harga, tetapi tidak menyebabkan petani rugi dan para tengkudak yang kaya raya," terangnya. 
 
Sementara dari pihak Bulog I Gede Adnyana mengatakan daya serap tidak terpenuhi karena nilai beli yang ditetapkan oleh pemerintah pusat untuk Bulog lebih rendah dari nilai pasaran. 
 
[pilihan-redaksi]
Nilai beras yang dibeli oleh Bulog Rp 7.300 per kilogram, sedangkan harga pasaran yang dibeli oleh para pengepul seharga Rp 8.500 per kilogram. Dengan harga yang lebih murah ini menyebabkan petani lebih tertarik menjual beras keluar atau ke para pengepul karena harganya lebih mahal. 
 
"Maka dari itu sulit penuhi target," jelasnya. 
 
Sementara, saat ini stok beras di Tabanan masih aman, karena saat ini di gudang sudah ada 4.500 ton stok beras. Sedangkan yang didistribusikan kepada renstra dan TNI, 310 ton setiap bulannya. [nod/wrt]

Reporter: -



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami