search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Wawancara Bos Hardys (3) : Bangkrut Karena Daya Beli Turun, Gempuran Mart, dan Bisnis Online
Sabtu, 18 November 2017, 10:35 WITA Follow
image

beritabalicom/ist

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Beritabali.com, Denpasar. Pengadilan Niaga pada PN Surabaya memutuskan PT.Hardys Retailindo, PT Grup Hardys, milik Ir.I Gede Agus Hardiawan, pailit alias bangkrut. Selain masalah utang, penyebab bangkrutnya Hardys antara lain karena turunnya daya beli masyarakat hingga gempuran bisnis online.
 
"Ada beberapa penyebab (Hardys Pailit), salah satunya adalah adalah daya beli masyarakat yang menurun saat ini, masyarakat saat ini hidup hemat," ujar bos grup Hardys, Ir.I Gede Agus Hardiawan, kepada Beritabali.com, Sabtu (18/11/2017).
 
Selain daya beli masyarakat yang turun, penyebab bangkrutnya jaringan supermarket Hardys di Bali adalah tumbuh suburnya minimart-minimart di seluruh pelosok Bali hingga ke tingkat desa. Perkembangan mini mart jaringan nasional yang semakin banyak hingga ke pedesaan, ikut membuat omzet penjualan Hardys semakin menurun.
 
"Konsep minimart yang kecil-kecil ini mengena di masyarakat, konsepnya mart yang kecil kecil ini menjadi "kulkas"nya masyarakat, hadir di sekitar pemukiman warga, banyak muncul mart termasuk yang bodong, dengan jaringan nasional yang kuat luar biasa, ini juga yang membuat kami pailit,"ujar Gede.
 
Gede menambahkan, jika dibiarkan, setelah Hardys, akan ada lagi perusahaan lain yang bangkrut karena tidak mampu bersaing dengan bisnis berjaringan nasional dengan modal yang sangat kuat. Konsep warung, toko, hingga minimarket milik warga lokal Bali perlahan akan hilang diganti minimart modern jaringan nasional.
 
Selain itu, faktor lain yang juga ikut membuat Hardys bangkrut atau pailit adalah karena terlambat mengantisipasi perubahan jaman, yakni bisnis online atau electronic commerce (e-commerce).
 
"Kami di Hardys terlambat antisipasi e-commerce. Jika yang lain juga terlambat, maka tinggal tunggu waktu saja, pasti akan habis jika lambat antisipasi  perubahan, karena bisnis lewat online kini sangat berpengaruh,"ujarnya.[bbn/psk/bersambung di tautan berikut]
 
Baca juga: 
 
Part II  : Utang Rp2,3 T

Reporter: -



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami