search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Investor Arab Saudi Jajaki Kerjasama Pengelolaan Sampah
Jumat, 12 Januari 2018, 06:05 WITA Follow
image

beritabalicom

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Rombongan investor dari Arab Saudi dan Turki menemui Gubernur Bali Made Mangku Pastika, Kamis (11/1). Dalam pertemuan yang berlangsung di ruang tamu gubernur itu, sejumlah pengusaha Negara Timur Tengah itu berminat menjajaki investasi di bidang pengelolaan sampah dan energi.
 
Sebelumnya para pengusaha Turki dan Arab Saudi ini telah bertemu Wakil Presiden Jusuf Kalla dan sejumlah Menteri Kabinet Kerja di Jakarta. Senator RI Arya Wedakarna yang ikut hadir berharap ada peluang kerjasama yang bisa digarap pasca pertemuan ini mengingat mereka telah berpengalaman 35 tahun di bidang pengelolaan sampah dan pengembangan energi. 
 
Senada dengan Wedakarna, pimpinan rombongan pengusaha Al Sharif Faiz dari Alsharif Energy Company mengaku sangat tertarik menjajaki kerjasama di bidang pengelolaan sampah menjadi energi terbarukan di Pulau Dewata. Menurut Sharif Faiz, perusahannya telah menjalin kerjasama di sejumlah negara.
 
Gubernur Pastika menyambut positif tawaran kerjasama pananganan sampah dan energi yang diutarakan rombongan pengusaha Arab Saudi dan Turki. Ia menjelaskan bahwa sampah memang masih menjadi salah satu problem yang dihadapi Bali sebagai daerah tujuan wisata. 
 
Salah satu persoalan yang belakangan menjadi sorotan adalah keberadaan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Regional Suwung yang selama ini dimanfaatkan Denpasar, Badung, Gianyar dan Tabanan (SARBAGITA). 
 
Menurut Pastika, banyak sekali investor nasional dan asing yang datang untuk menawarkan kerjasama pengelolaan TPA Regional Suwung. Ujar Pastika, telah ada 58 investor yang datang untuk menjajaki peluang kerjasama. 
 
“Artinya, pengusaha dari Arab Saudi dan Turki yang datang hari ini adalah investor yang ke-59,” ujarnya. Namun penjajakan tersebut selalu terkendala regulasi nasional yang mematok harga pembelian listrik sangat rendah. Sehingga dari kalkulasi ekonomi, para pengusaha akan kesulitan balik modal. 
 
Hambatan lainnya adalah tawaran pengenaan tipping fee dari investor tak mendapat respon positif dari kabupaten/kota yang selama ini memanfaatkan TPA tersebut. “Secara moral, saya ingin sekali bisa secepatnya menuntaskan persoalan ini. Tapi begitulah faktanya,” ujarnya seraya berharap agar Wedakarna bisa memperjuangkan revisi aturan pembelian listrik. 
 
Lebih lanjut, rombongan investor Arab Saudi dan Turki ini diminta berkoordinasi dengan OPD terkait. Selain kerjasama pengelolaan sampah, Pastika berharap mereka juga menjajaki kemungkinan karjasama pengembangan solar cell.
 
Sekedar catatan, total luas TPA Regional Suwung mencapai 32,46 haktare. Menyongsong pelaksanaan IMF- World Bank Annual Meeting pada Oktober 2018 mendatang, pemerintah pusat telah mengambilalih penanganan 22,46 haktare TPA yang akan dijadikan ecopark. Sisanya seluas 10 haktera, akan dikelola dengan konsep sanitary landfill management dan waste to energy.

Reporter: bbn/rob



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami