Pastika: Bangun Marketing Sesuai Pasar Tanpa Kehilangan Akar
Senin, 16 April 2018,
05:00 WITA
Follow
IKUTI BERITABALI.COM DI
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DENPASAR.
Beritabali.com.Denpasar, Gubernur Made Mangku Pastika mempunyai saran kepada generasi muda yang menjual produk lokal agar membangun marketing sesuai selera pasar tanpa menghilangkan akar budaya, selain itu juga dipupuk rasa bangga dan kecintaan akan produk lokal.
[pilihan-redaksi]
Kurangnya minat terhadap produk lokal, kata dia juga disebabkan oleh kurang menariknya kemasan produk serta teknik pemasaran yang terkadang tidak mengikuti perkembangan yang ada. “Saat ini eranya marketing 4.0 dimana teknik ini mengkombinasikan interaksi online dan offline untuk memenangkan advokasi konsumen," ungkapnya saat menanggapi orasi dari Presiden BEM Universitas Pendidikan Nasional (Undiknas ) Denpasar Surya Bagnoli terkait kurangnya minat para generasi muda dalam menggunakan produk lokal di Podium Bali Bebas Bicara Apa Saja (PB3AS) di Lapangan Niti Mandala Renon Denpasar, Minggu (15/4).
Kurangnya minat terhadap produk lokal, kata dia juga disebabkan oleh kurang menariknya kemasan produk serta teknik pemasaran yang terkadang tidak mengikuti perkembangan yang ada. “Saat ini eranya marketing 4.0 dimana teknik ini mengkombinasikan interaksi online dan offline untuk memenangkan advokasi konsumen," ungkapnya saat menanggapi orasi dari Presiden BEM Universitas Pendidikan Nasional (Undiknas ) Denpasar Surya Bagnoli terkait kurangnya minat para generasi muda dalam menggunakan produk lokal di Podium Bali Bebas Bicara Apa Saja (PB3AS) di Lapangan Niti Mandala Renon Denpasar, Minggu (15/4).
Pada bagian lain dalam orasinya, Pastika juga mengajak para generasi muda untuk berani tampil dan berbicara mengutarakan pendapat, serta meninggalkan perilaku bicara di belakang. Gubernur juga meminta para generasi muda untuk terus meningkatkan kualitas diri sehingga tumbuh jadi sumber daya mauasia yang handal dan profesional.
“Manfaatkan keberadaan panggung ini untuk belajar bicara, berani untuk tampil. Jangan “koh ngomong”. Kita harus berpikiran maju tanpa mencabut akar budaya kita sendiri,” tuturnya.
Hal senada juga disampaikan oleh Ngakan Putu Putra seorang penulis Buku Agama Hindu, dimana menurutnya keterampilan untuk berani bicara dan mengemukakan pendapat harus terus dilatih dan PB3AS inilah salah satu media untuk berlatih. “Kalau pintar tapi tidak berani bicara itu tidak ada yang menganggap. Untuk itu mulailah untuk belajar untuk berani mengemukakan pendapat, dan podium ini bisa sebagai tempat untuk berlatih“ pungkasnya.(bbn/rlspemprov/rob)
Berita Denpasar Terbaru
Reporter: -